Adopsi Digital Ubah Lanskap Perbankan Indonesia dengan Cepat
perbankan digital maupun perbankan konvensional memiliki peluang besar untuk bertumbuh di tengah kebutuhan layanan perbankan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
“Bicara soal privasi data, banyak orang lebih fokus pada aspek kriminalnya. Namun, kita juga perlu memperhatikan edukasi kepada pelanggan mengenai privasi data. Harus ada informasi yang jelas dan terbuka dari bank dan pihak penyedia jasa keuangan kepada para nasabah. Ini salah satu yang membedakan bank digital berlisensi dengan penyedia jasa keuangan ilegal,” kata Tigor.
Karena itu dia selalu mengimbau nasabah untuk selalu waspada dan cermat ketika membaca syarat dan ketentuan sebelum mereka memberikan persetujuan dan mendaftar ke aplikasi apa pun.
Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi, ancaman serangan siber menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi. Tigor menilai perlunya kolaborasi antarpemain di industri perbankan dan para pemangku kepentingan dalam mengatasi ancaman keamanan siber.
“Kta perlu belajar bersama dan menjalin kerja sama. Makin banyak kita belajar dan saling membantu, maka pengetahuan kita akan semakin kuat untuk mengantisipasi dan mengatasi risiko keamanan yang mungkin terjadi,” ucapnya.
Baca juga: BCA Ciptakan Lingkungan Kerja Adaptif Hadapi Tantangan Industri Perbankan
Peran regulator
Tigor menilai peran dan dukungan regulator amat penting bagi pertumbuhan industri perbankan digital dan perekonomian di Tanah Air.
“Menurut saya, OJK sangat suportif. Mereka memahami dinamikanya, dan memahami bahwa segmen underbanked itu besar. Meski begitu, ada satu hal yang menurut saya juga amat penting untuk menjadi fokus, bagaimana kita mengembangkan talent pool di Tanah Air, memastikan talenta-talenta terbaik di negeri ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Tigor juga melihat ada banyak pertumbuhan di pasar, tetapi belum diiringi dengan pertumbuhan talent pool yang cepat.
“Kami merasa Indonesia harus membuka diri untuk menampung tenaga-tenaga ahli dari seluruh dunia untuk berkarya di Indonesia. Dengan menjadikan Indonesia magnet bagi ‘tech’ talent pool, kami berharap bahwa perkembangan talenta dalam negeri akan lebih cepat lagi ke depannya,” pungkasnya.