Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Pekan Depan Berpotensi Melemah, Masih di Atas Level Rp15.000 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin besok (10/7/2023) berpotensi masih mengalami pelemahan

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rupiah Pekan Depan Berpotensi Melemah, Masih di Atas Level Rp15.000 per Dolar AS
TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Teller memperlihatkan pecahan uang Rupiah baru di Kantor Layanan Utama Bankaltimtara, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin besok (10/7/2023) berpotensi masih mengalami pelemahan, dan masih berada di level Rp15.000 per dolar AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin besok (10/7/2023) berpotensi masih mengalami pelemahan, dan masih berada di level Rp15.000 per dolar AS.

Sebelumnya pada Jumat (7/7/2023) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.142. Melemah hampir 100 poin dibandingkan penutupan sebelumnya senilai Rp15.056.

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda terdampak isu kenaikan suku bunga the Fed yang diprediksi akan terjadi sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini.

Baca juga: Rupiah Loyo di Hadapan Dolar AS, Ditutup Turun 38 Poin ke Level Rp 15.056

Di awal pekan indeks dolar sempat sedikit melemah karena data ekonomi yang dirilis di bawah ekspektasi pasar.

Tetapi, data ekonomi AS yaitu data tenaga kerja versi pihak swasta ADP dan PMI sektor jasa dirilis lebih bagus dari prediksi.

"Sehingga ini menguatkan sinyal dari Bank Sentral yang masih ingin menaikan suku bunganya lagi yang mengakibatkan penguatan dollar AS," ucap Ariston kepada Tribunnews, Minggu (9/7/2023).

BERITA REKOMENDASI

"Pelaku pasar akan mengkonfirmasikan lagi dengan data tenaga kerja AS versi pemerintah. Bila hasilnya sejalan dengan data semalam, dollar AS bisa menguat di awal pekan depan," sambungnya.

Ariston melanjutkan, pergerakan dolar ini memang masih bergantung dari data-data ekonomi AS yang akan dirilis ke depannya.

Semakin bagus data ekonomi AS, dolar AS semakin menguat karena ini mendukung kebijakan pengetatan moneter untuk menurunkan tekanan inflasi AS.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pekan ini sudah mengalami kenaikan, yang artinya pasar mengantisipasi kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS.

"Jadi tendensi penguatan dolar AS karena sentimen the Fed ini masih cukup besar. Pekan depan ada potensi pelemahan ke arah resisten di Rp15.200, sementara potensi penguatan ke arah Rp15.000," pungkasnya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas