Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Selasa Pagi Dibuka Betah di Rp 15.200 Per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka masih berada di sekira Rp 15.200 per dolar AS atau di level Rp Rp 15.206 per dolar AS

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rupiah Selasa Pagi Dibuka Betah di Rp 15.200 Per Dolar AS
TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Teller memperlihatkan pecahan uang Rupiah baru di Kantor Layanan Utama Bankaltimtara, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Selasa (11/7/2023), dibuka masih berada di sekira Rp 15.200 per dolar AS atau di level Rp Rp 15.206 per dolar AS 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Selasa (11/7/2023), dibuka masih berada di sekira Rp 15.200 per dolar AS atau di level Rp Rp 15.206 per dolar AS, berdasarkan data Bloomberg.

Hingga sekira pukul 09.15, mata uang Garuda bergerak dengan rentang pergerakan di kisaran Rp 15.189 per dolar AS sampai Rp 15.207 per dolar AS.

Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah dibuka berada pada posisi Rp 15.189 per dolar AS dengan kisaran harian Rp 15.179 per dolar AS hingga Rp 15.190 per dolar AS.

Baca juga: Seperti Ramalan Analis, Rupiah Senin Tembus ke Level Rp15.200 per Dolar AS

Sementara, rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada level Rp 15.192 per dolar AS.

Sebelumnya, Analis pasar uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah berpeluang menuju Rp 15.260 per dolar AS.

"Untuk perdagangan Selasa, mata uang rupiah (diprediksi) fluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang Rp 15.190 per dolar AS hingga Rp 15.260 per dolar AS," ujar dia mengutip risetnya, Selasa (11/7/2023).

BERITA REKOMENDASI

Dia menjelaskan, sentimen eksternal yang memengaruhi rupiah, yaitu dolar AS merosot pada hari Jumat lalu setelah rilis laporan ketenagakerjaan bulanan.

Di mana, menunjukkan kenaikan pekerjaan AS adalah yang terkecil dalam dua setengah tahun, meningkatkan keraguan tentang seberapa tinggi Federal Reserve atau Bank Sentral AS perlu mengambil suku bunga untuk memperlambat ekonomi.

Kemudian, perhatian sekarang akan beralih ke rilis indeks harga konsumen AS hari Rabu besok untuk bulan Juni, yang diharapkan menunjukkan bahwa indeks naik pada kenaikan tahunan paling lambat sejak Maret 2021.

Selain itu, beberapa pejabat Fed akan berbicara selama seminggu, termasuk Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester, Presiden Fed San Francisco Mary Daly, dan Gubernur Fed Christopher Waller.

Sementara dari China, data yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa harga gerbang pabrik China turun pada laju tercepat dalam tujuh setengah tahun pada bulan Juni dan harga konsumen turun 0,2 persen pada bulan tersebut.

Baca juga: Senin Siang, Pelemahan Rupiah Tambah Dalam ke Rp 15.190 Per Dolar AS

"Data ini menambah bukti bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia sedang berjuang untuk pulih dari pukulan Covid-19-nya, memicu harapan untuk langkah-langkah dukungan lebih lanjut dari otoritas China," kata Ibrahim.

Dia menambahkan, sentimen internal yang memengaruhi rupiah adalah Bank Indonesia (BI) melaporkan survei Konsumen Juni 2023 yang menunjukkan menurun.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas