PGN Saka Terapkan Dekarbonisasi dalam Proses Produksi
PGN Saka menerapkan dekarbonisasi dalam menjalankan kegiatan operasi bisnisnya. termasuk di fasilitas offshore maupun onshore
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) selaku entitas anak perusahaan PT PGN Tbk, Subholding Gas Pertamina, menerapkan dekarbonisasi dalam menjalankan kegiatan operasi bisnisnya.
PGN Saka menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan pengembangan usaha di bidang minyak dan gas bumi, gas metana baru bara (CBM), serta sumber energi lainnya.
Baca juga: Dekarbonisasi Layanan Bandara, AP II Siapkan PLTS di 20 Bandara
Direktur Utama PGN Saka Avep Disasmita menerangkan bahwa program dekarbonisasi diterapkan pada sejumlah fasilitas offshore maupun onshore PGN Saka.
Sejumlah fasilitas yang ada dalam proses produksi yaitu Gas Processing Facility (GPF), Oil Treating Facility (OTF), dan LPG Facility (LPGF).
Dekarbonisasi yang dilakukan PGN Saka saat ini merupakan hasil penyusunan road map program inisiatif dekarbonisasi PGN Saka untuk periode 2022 – 2030.
Pertama adalah Solar Panel Offshore – Sidayu sebagai penambahan sumber energi yang secara independent untuk membarikan catu daya pada peralatan listrik pada fasilitas proses di proyek Sidayu.
Solar panel dengan kapasitas total 18.36 kWp dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Well Head Platform C (WHP-C) dan WHP-D. Program ini dapat mereduksi emisi sebesar 67,42 ton CO2eq per semester, dengan potensi penghematan sebesar 25.052 liter solar.
Kedua adalah carbon offset. Program ini diinisiasi karena dalam proses produksi gas dapat menghasilkan emisi gas CO2. Dari hasil mitigasi, masih menyisakan sisa-sisa gas rumah kaca.
Baca juga: Tanam Mangrove, Pupuk Kaltim Salurkan 10 Ribu Bibit untuk Dorong Dekarbonisasi
“Inovasi carbon offset dilakukan dengan menanam mangrove di sekitar area industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program ini berpotensi mereduksi emisi sebesar 16.417 ton CO2 equivalen per tahun,” jelas Avep,” urainya.
PGN Saka juga memanfaatkan gas buang Gas Turbine Generator (GTG) dimana gas buang yang keluar dari GTG direcovery menggunakan absorption chiller.
Mengingat gas turbin generator yang beroperasi di offshore dan onshore menghasilkan gas buang dengan temperatur yang cukup tinggi.
“Pemanfaatan gas buang GTG dapat mereduksi emisi sebesar 1.687 ton CO2 equivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF,” lanjut Avep.
Program keempat adalah melakukan subtitusi gas engine pada flash gas compressor dengan electric driven flash gas compressor.