DPR AS Curigai Kerjasama Ford dengan CATL, Pekerjakan Beberapa Ratus Orang dari China
DPR AS khawatir, kerjasama Ford dengan CATL akan membuat Ford tunduk pada kemauan China.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kerjasama Ford Motor Co dengan perusahaan baterai asal China, CATL, mengundang kecurigaan dua anggota DPR Amerika Serikat.
Mereka khawatir, kerjasama tersebut akan membuat Ford tunduk pada kemauan China. Ford sendiri mengaku mempekerjakan beberapa ratus tenaga kerja CATL asal China untuk ditempatkan di pabrik Ford dalam kerjasama ini.
Kerjasama Ford dan CATL pertama kali diumumkan ke publik pada Februari 2023 akan kerjasama ini akan menginvestasikan dana sebanya 3,5 miliar dolar AS untuk membangun pabrik baterai di Michigan menggunakan teknologi dari CATL, pembuat baterai terbesar di dunia.
Mengutip Reuters, Jason Smith dan Mike Gallagher, Ketua House Ways and Means Committee dan Select Committee on China di DPR AS dalam surat bersama meminta Ford menjawab pertanyaan tentang kesepakatan yang dijalin perusahaan otomotif tersebut dengan CATL tersebut.
Mereka memperingatkan, jika Ford tetap bergantung pada China untuk input produksi baterai kendaraan listrik, Ford akan mengekspos dirinya dan pembayar pajak AS pada keinginan Partai Komunis China dan politiknya.
Ford menyatakan hari Jumat sedang meninjau surat DPR itu dan akan menanggapinya.
"Kami akan memiliki dan menjalankan pabrik ini di AS," sebut Ford seraya menegaskan Ford belum akan membangun pabrik baterai di tempat lain atau secara eksklusif mengimpor baterai LFP (lithium iron phosphate) dari China seperti yang dilakukan pesaing kami," sebut Ford.
Baca juga: Ford Pangkas Harga Pikap Listrik F-150 Lightning hingga 10.000 Dolar AS
Ford menyebut, beberapa ratus dari 2.500 pekerjaan pabrik Ford akan diisi oleh karyawan CATL dari China yang akan bertugas menyiapkan dan memelihara peralatan.
Pada tahun 2022, Kongres AS mengesahkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi senilai US$ 430 miliar yang di masa mendatang akan melarang kredit pajak kendaraan listrik jika ada komponen baterai kendaraan listrik yang diproduksi atau dirakit oleh "entitas asing yang berkepentingan".
Ford masih menunggu panduan dari Departemen Keuangan AS untuk memastikan kemitraan tersebut tidak bertentangan dengan persyaratan.
"Kami khawatir bahwa kesepakatan itu hanya dapat memfasilitasi penempatan sebagian teknologi baterai, bahan baku, dan karyawan yang dikendalikan China sambil mengumpulkan kredit pajak dan mengalirkan dana kembali ke CATL melalui lisensi kesepakatan,"sebut surat DPR AS itu.
Senator dari Partai Republik Marcio Rubio telah mendesak pemerintahan Biden untuk menyelidiki kesepakatan Ford-CATL tersebut dan memperkenalkan undang-undang yang berupaya melarang kredit pajak konsumen untuk kendaraan listrik yang diproduksi menggunakan teknologi CATL.
Sumber: Kontan