Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ingatkan Bahayanya Profesi Keuangan Jika Tidak Kompeten, Sri Mulyani Sampai Berkata Bodoh

Profesi keuangan sebagai fasilitator perlu memiliki kompetensi, agar tidak menimbulkan malapetaka besar bagi masyarakat hingga negara.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ingatkan Bahayanya Profesi Keuangan Jika Tidak Kompeten, Sri Mulyani Sampai Berkata Bodoh
YouTube Kemenkeu
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani. Profesi keuangan sebagai fasilitator perlu memiliki kompetensi, agar tidak menimbulkan malapetaka besar bagi masyarakat hingga negara. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengingatkan bahayanya profesi keuangan ketika tidak memiliki kompetensi dan integritas dalam menjalankan pekerjaannya.

Bendahara negara itu menyampaikan, profesi keuangan yang dimaksud adalah akuntan, konsultan pajak hingga aktuaria.




Menurut Sri Mulyani, profesi keuangan sebagai fasilitator perlu memiliki kompetensi, agar tidak menimbulkan malapetaka besar bagi masyarakat, perusahaan bahkan bagi negara.

Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha Wanaartha Life, Akuntan Publiknya Kena Sanksi

"Karena begitu profesi keuangan itu adalah sumber masalah, entah karena dia tidak kompeten, tidak kompeten tuh dalam bahasa pergaulan b*go," kata Sri Mulyani dalam acara Profesi Keuangan Expo, Selasa (25/7/2023).

Menkeu yang kerap disapa Ani itu menyatakan, profesi keuangan yang mendapat predikat profesional saja memiliki risiko bahaya yang sama.

"Tapi memiliki predikat profesional itu bahaya. Kalaupun dia kompeten dan pintar banget, dia saking pintarnya dia lihat semua transaksi itu menimbulkan kesempatan untuk menguntungkan dirinya sendiri," kata Menkeu Ani.

BERITA TERKAIT

"Orang pintar itu cobaanya beda dengan orang b*go. Orang pintar itu melihat semua opportunity disitu letak integritas menjadi ujian," imbuhnya.

Bahkan, Ani menyatakan, integritas profesi keuangan kerap dihadapkan pada peluang yang bisa mengorbankan profesionalisme dan etikanya.

"Kan informasi asimetri makanya butuh anda, begitu anda di tengah mengetahui informasi yang asimetris antara pembeli dan penjual, antara pihak satu dengan pihak dua, anda harusnya menjadi perantara yang berintegritas malah anda melihat baunya profit yang menyenangkan," ungkapnya.

Sehingga kata Ani, kemampuan untuk menjaga integritas dan kompetensi khususnya di bidang profesi keuangan tidak bisa dipisahkan.

"Saya berharap untuk teman-teman kementerian keuangan yang menjadi organizer event organizer dan punya inisiatif untuk terus-menerus tidak lupa menekankan aspek pentingnya profesi keuangan menjaga kompetensi profesionalitas dan integritas tersebut," jelas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas