Pertamina Kaji Pertashop Bisa Jual Pertalite dan Beras Bulog untuk Dorong Omzet
Patra Niag tengah berkoordinasi dengan BPH Migas terkait penjualan BBM Pertalite non subsidi di outlet Pertashop
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) Pertamina Patra Niaga, tengah berkoordinasi dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terkait penjualan BBM Pertalite non subsidi di outlet Pertashop.
Hal itu menyusul para pengusaha Pertashop yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan DIY, mengeluh bisnisnya mengalami penurunan omzet karena disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite yang tergolong masih cukup tinggi.
Baca juga: Pengamat Energi Nilai Program Pertashop Harus Dilanjutkan: Itu Legal, Jangan Dihilangkan
"[Penjualan] Pertalite non subsidi [di Pertashop] akan kami koordinasikan dengan regulator, dalam hal ini BPH Migas," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (25/7/2023).
Ia mengatakan, diperlukan pengawasan yang lebih apabila ada dua produk yang sama di pasaran, tapi memiliki harga berbeda.
"Semua masukan dari Pertashop kami akan sampaikan kepada regulator, termasuk dengan Paguyuban Pertashop," ujar Irto.
Irto kemudian mengatakan akan ada outlet Pertashop yang dikerjasamakan dengan beberapa BUMN dalam rangka mengembangkan bisnis non BBMnya.
"Beberapa Pertashop kita kerjasamakan dengan beberapa BUMN. Kita kembangkan non fuel retailnya. Ada Pegadaian, Bulog, dan Brilink. Jadi, selain pemasukan dari BBM, mereka juga dapatkan dari non fuel retail," kata Irto.
Baca juga: Pengamat: Jadi Solusi Ekonomi, Pertashop Bisa Cegah Urbanisasi
Menurut dia, upaya tersebut cukup membantu pengusaha Pertashop dalam menambah penghasilan selain dari BBM. Adapun outlet yang diklaim Irto telah bertambah pemasukannya ada di Malang, Bogor, dan Sumatera Barat.
Diberitakan sebelumnya, para pengusaha Pertashop yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan DIY, mengeluh lantaran bisnisnya mengalami penurunan omzet.
Sebagai informasi, Pertashop (Pertamina Shop) adalah outlet penjualan Pertamina berskala tertentu yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi, LPG non subsidi, dan produk ritel Pertamina lainnya dengan mengutamakan lokasi pelayanannya di desa atau di kota yang membutuhkan pelayanan produk ritel Pertamina.
Sekretaris Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan DIY, Gunadi Broto Sudarmo mengungkapkan, penurunan kinerja ini disebabkan disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite yang tergolong masih cukup tinggi.
Baca juga: Margin Pedagang Bensin Eceran Jauh Lebih Besar Ketimbang Pemilik Pertashop, Selisih 2 Kali Lipat
Sehingga, masyarakat banyak yang cenderung membeli Pertalite.
"Saat kita ingin maju, ada gejolak dunia perang antara Ukraiana-Rusia dan berpengaruh terhadap ekonomi mikro yang disebabkan melonjaknya harga minyak dunia. Akhirnya terjadinya disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite. Karena di Pertashop hanya jual Pertamax dan Dexlite," papar Gunadi saat melakukan rapat bersama Komisi VII DPR-RI, Senin (10/7/2023).