Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pengembangan Ekosistem Bisnis Kopi Digenjot

Petani kopi di Kecamatan Darma memproduksi 20 persen kopi Arabica dan 80 persen Robusta dengan produktivitas mencapai 1.2 ton green beans per ha.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pengembangan Ekosistem Bisnis Kopi Digenjot
handout
Kegiatan Sosialisasi Program Makmur Kopi di Bank BJB Cabang Kuningan, kemarin. Peserta kegiatan ini adalah petani kopi di Kecamatan Darma dan Kecamatan Subang, Kuningan, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Program Makmur Kopi dengan sasaran paea petani kopi di Kecamatan Darma dan Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat di cabang Bank BJB Kuningan.

PMO Kopi Nusantara melibatkan berbagai stakeholders karena menyadari bahwa ekosistem ini dapat berjalan lebih baik jika berjalan beriringan, termasuk pihak swasta dan asosiasi.




Saat ini PPI merupakan koordinator wilayah program PMO Kopi Nusantara Wilayah Jawa Barat.

“Tujuan utama dari PMO Kopi Nusantara ini adalah untuk mengembangkan ekosistem bisnis kopi di Indonesia yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir dan tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan petani melalui upaya R&D untuk peningkatan produktivitas dan kualitas biji kopi,” ujar Pjs Manajer Perdagangan Antar lembaga PPI, Annisa Nurul Fitri ditulis Kamis (27/7/2023).

Para petani kopi di Kecamatan Darma mengaku memproduksi 20 persen kopi Arabica dan 80 persen Robusta dengan produktivitas mencapai 1.2 ton green beans per hektar dan sudah mempunyai peralatan pascapanen, tetapi mereka masih kekurangan pasokan kopi untuk memenuhi permintaan pasar yang mencapai 3.000 ton/tahun.

Sedangkan para petani Kecamatan Subang mengelola 360 hektare kopi Robusta, namun saat ini produksinya semakin menurun akibat kondisi kualitas tanah dan pengelolaan yang juga menurun. Mereka saat ini juga kesulitan mendapatkan pupuk subsidi dan nonsubsidi.

BERITA TERKAIT

Untuk meningkatkan nilai dari kopi Indonesia dalam pasar domestik maupun global, memang diperlukan pembentukan ekosistem yang baik dari hulu hingga hilir.

Melalui sinergi BUMN, swasta, lembaga R&D, dan asosiasi lainnya, dilakukan intervensi sejak hulu, mulai dari pelatihan dan pendampingan agronomis bagi petani, peningkatan akses permodalan, penggunaan pupuk yang baik hingga kepastian offtaker.

Baca juga: Petani Kopi Butuh Pendampingan Pemerintah untuk Genjot Produksi

“Kami berharap kolaborasi dari berbagai pihak ini akan mampu mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di Tanah Air dan mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi hingga mendorong industri kopi dalam negeri untuk berdaya saing global,” tutur Heru Absoro MPM selaku inisiator terbentuknya project program PMO Nusantara di Kabupaten Kuningan.

Baca juga: CJ Indonesia Latih Petani Kopi dan Cokelat untuk Tingkatkan Strategi Pemasaran Produk

PPI sendiri sejak September 2021 secara reguler terus melakukan ekspor kopi ke Mesir hingga akhir 2022. Ekspor kopi ke Mesir tersebut merupakan hasil kerja para petani yang ada di Lampung dan wilayah-wilayah Sumatera lainnya seperti di Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Kemudian pada memberangkatkan eskpor kopi ke Mesir sebanyak 25 ton senilai 60 ribu dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas