Bank Indonesia Ungkap Alasan Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Perry Warjiyo mengungkap setidaknya ada lima alasan suku bunga acuan dipangkas menjadi 6 persen pada September.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap setidaknya ada lima alasan suku bunga acuan dipangkas menjadi 6 persen pada September.
Pertama, penurunan suku bunga dari bank central Amerika Serikat Fed Fund Rate (FFR) yang semakin jelas. Bahkan perry memprediksi The Fed bakal memangkas suku bunga tiga kali di tahun ini.
"Analisis dari sejumlah pelaku pasar kami perkirakan bahwa FFR akan turun tiga kali tahun ini dan tahun depan empat kali, perkiraan kami dengan data terbaru dengan asesmen terbaru kemungkinan-kemungkinan turunnya di September, November dan Desember pada tahun ini masing-masing 25 basis point," ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI, Rabu (18/9/2024).
Baca juga: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Alasan kedua yakni nilai tukar rupiah yang stabil bahkan menguat. Tercatat rupiah menguat menjadi Rp 15.300 sampai Rp 15.400 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kemudian, inflasi yang rendah dan berada dalam sasaran.
"Oleh karena itu waktu sekarang tepat untuk menurunkan suku bunga, karena inflasi dengan penurunan suku bunga pun itu inflasi kami perkirakan tetap terkendali 2,5 persen plus minus 1 persen jadi inflasi terkendali, termasuk juga inflasi inti yang rendah dan juga kordinasi pemerintah dan BI dipusat dan daerah melalui GNPIP itu yang kami terus lakukan sehingga memastikan inflasi itu terkendali," jelasnya.
Perry menyebut bahwa dengan penurunan uku bunga, inflasi tetap terkendali sehingga BI bisa mendukung pertumbuhan ekonomi. Dia bilang kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial juga diarahkan untuk mendorong sektor-sektor prioritas sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Selama inikan kami turut mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kredit pembiayaan, melalui insentif kebijakan likuiditas makroprudensial yang tadi kami sampaikan jumlahnya sudah besar sekali," papar Perry.
"Alasan yang kelima tidak hanya perbankan ini juga mendukung fiskal khususnya untuk pembiayaan fiskal, karena yield SBN nya akan rendah akan turun sehingga pembiayaan fiskal juga terdukung. Jadi ini 5 alasan, the time is right, dan besarannya 25 bps," imbuhnya menegaskan.
Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 basis points menjadi 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 basis point menjadi 6,75 persen.
Baca juga: Harga Bitcoin Terjun Bebas Jelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,00 persen," kata Perry.