Antisipasi El Nino, Pemerintah Kucurkan Rp 8 T Untuk Bansos Sembako
Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa kucuran dana ini akan berbentuk bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mentri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan menggelontorkan Rp 8 triliun untuk bahan pokok (bapok) atau biasa disebut sembako sebagai upaya antisipasi fenomena kekeringan El Nino.
Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa kucuran dana ini akan berbentuk bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
"Nah, untuk membantu masyarakat, pemerintah akan menggelontorkan Rp 8 triliun mulai Oktober untuk bahan pokok. Rp 8 triliun untuk masyarakat yang kurang mampu itu. Nanti dimulai Oktober sampai Desember. Berupa bansos," katanya di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Minggu (30/7/2023).
Baca juga: KPK Dalami Pendistribusian Bansos Beras di Kemensos yang Tak Sesuai Peruntukan
Ia mengatakan, perihal kebutuhan stok yang dibutuhkan akan dirumuskan lebih lanjut oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog agar ketersediaannya lebih dari cukup.
"Nah, memang ini soal makanan, apalagi harga-harga beras, Bapanas dan Bulog sedang merumuskan agar stoknya lebih dari cukup. Kementerian Perdagangan mendukung," ujar Zulhas.
Adapun untuk harga bahan pokok seperti cabai, bawang , dan beras, Zulhas mengatakan saat ini sedang dalam posisi stabil, kecuali telur ayam kini sedang mahal.
"Harga-harga sudah stabil [seperti] cabai, bawang, dan beras. Memang masih mahal itu telur ayam, masih Rp 31 ribu per kilogram," kata pria yang juga Ketua Umum Partai PAN itu.
Selain cabai, bawang, beras, dan telur, Zulhas juga menyinggung soal harga ayam. Katanya, "Ayam sudah Rp 39 ribu - Rp 40 ribu, sudah hampir normal. Kalau Rp 38 ribu - Rp 39 ribu itu normal."
Sebagai informasi, Indonesia diperkirakan akan menghadapi El Nino (pemanasan suhu muka laut). El Nino bisa memicu kekeringan di sejumlah daerah Indonesia.
BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada Agustus 2023 seiring kondisi suhu di sejumlah daerah di Indonesia yang lebih panas akhir-akhir ini.
Kekeringan ini juga disebut dapat mengancam ketersediaan bahan pokok di Tanah Air.