Industri Peternakan Sapi Australia Terancam Rugi 7 Miliar Dolar AS Akibat Indonesia Tangguhkan Impor
Imbas penyakit LSD kini pengiriman dari 4 fasilitas sapi potong Australia terpaksa ditangguhkan untuk batas waktu yang tak ditentukan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SIDNEY – Pengiriman sapi potong dari empat fasilitas peternakan di Australia ditangguhkan pemerintah Indonesia, setelah sejumlah sapi terjangkit virus penyakit kulit menggumpal atau 'lumpy skin disease (LSD).
“Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DAFF) telah diberitahu oleh Badan Karantina Indonesia bahwa LSD terdeteksi pada sejumlah sapi Australia yang diekspor ke Indonesia, yaitu setelah sapi tersebut tiba dan menghabiskan beberapa waktu di Indonesia," jelas pejabat tertinggi kedokteran hewan Australia, Dr Mark Schipp.
Melansir dari situs lokal ABC News, LSD pertama kali dilaporkan menjangkiti hewan ternak Australia saat tiba di Indonesia.
Baca juga: Waspada Antraks, Vita Ervina Temukan Sapi Terjangkit Penyakit LSD dan PMK di Wonosobo
Imbas penyakit tersebut kini pengiriman dari 4 fasilitas sapi potong Australia terpaksa ditangguhkan untuk batas waktu yang tak ditentukan.
Penyakit kulit LSD sendiri merupakan virus sangat menular, umumnya penyakit ini akan menyerang sapi dan kerbau yang ditularkan melalui gigitan serangga seperti nyamuk atau lalat.
Meski tidak menimbulkan risiko bagi manusia, namun akibat penyakit ini kulit sapi jadi melepuh tak hanya itu sapi yang terjangkit penyakit ini juga akan mengalami penurunan produksi susu, bahkan dapat menyebabkan kematian pada hewan ternak.
Tak hanya itu dampak meluas dari penyakit ini, ekspor industri ternak Australia berpotensi terhenti.
Apabila hal tersebut terjadi, diperkirakan total kerugian yang dialami peternak Australia bisa mencapai lebih dari 7 miliar dolar AS.
Menanggapi isu penyakit kulit LSD, Menteri Pertanian Australia Senator Murray Watt mengklaim bahwa pengiriman semua hewan yang diekspor dari Australia telah memenuhi semua persyaratan pemerintah Indonesia, bahkan sebelum dikirimkan sapi tersebut resmi dinyatakan sehat.
Namun secara mengejutkan setelah beberapa hari tiba di Indonesia empat dari 28 fasilitas sapi terindikasi terjangkit penyakit LSD.
Belum diketahui secara pasti berapa banyak sapi Australia yang telah terjangkit penyakit LSD ini, akan tetapi Senator Watt mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memutus rantai penularan termasuk melakukan pengujian cepat dan memulihkan ekspor dari keempat fasilitas tersebut.
"Indonesia telah menghentikan ekspor dari empat fasilitas itu sambil menunggu pengujian lebih lanjut, tapi ekspor ternak hidup ke Indonesia terus berlanjut. Ada 28 perusahaan terdaftar yang tersedia untuk eksportir yang ingin berdagang," jelas Watt .
Tak hanya itu, pemerintah Australia kini mulai memperkuat sistem agar hewan ternak di negaranya aman dari ancaman virus LSD. Dengan begini ekspor sapi ke Indonesia bisa berjalan kembali, mengingat Indonesia merupakan salah satu konsumen utama sapi potong Australia.
Tercatat dalam setahun terakhir Indonesia telah menyumbang pendapatan impor sapi Australia hingga 56 persen.