Jepang Hentikan Ekspor Mobil Bermesin Besar, Hibrid dan EV ke Rusia
Ekspor ke Rusia naik tiga kali lipat menjadi 140.000 di awal tahun, sementara produsen mobil China Geely mengalami kenaikan penjualan sebesar 88 perse
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Jepang melarang ekspor semua mobil dengan kapasitas mesin di atas 1.900 cc, hibrid dan listrik ke Rusia sebagai perluasan sanksi terhadap negara tersebut yang telah menginvasi Ukraina.
Sebelumya, perusahaan seperti Toyota dan Nissan telah menghentikan produksinya di Rusia, beberapa pembuat mobil Jepang lain juga terus menjual mobil di negara tersebut.
Namun, dalam kasus tersebut, kendaraan sering kali diimpor secara paralel, dengan banyak yang dibuat di China, bukan Jepang dan dijual melalui program mobil bekas dealer.
Baca juga: Utamakan Pasar Domestik, Rusia Umumkan Larangan Sementara Ekspor Beras
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa upaya perang telah menghancurkan industri mobil baru Rusia. Sebelum invasi ke Ukraina, konsumen Rusia membeli sekitar 100.000 kendaraan per-bulan. Angka itu turun menjadi sekitar 25.000 unit.
Dikutip dari Carscoops, pabrikan dalam negeri seperti Lada mengalami peningkatan penjualan dan pembuat mobil China-lah yang memanfaatkan kepergian banyak nama otomotif Barat.
Ekspor ke Rusia naik tiga kali lipat menjadi 140.000 di awal tahun, sementara produsen mobil China Geely mengalami kenaikan penjualan sebesar 88 persen.
Sementara itu, sebuah laporan awal tahun ini oleh The New York Times mengungkapkan bahwa mobil mewah asing masih masuk ke negara itu, dengan daftar model Rolls-Royce, Ferrari dan Chevrolet terbaru.
Dalam banyak kasus, dealer yang telah memutuskan hubungan dengan merek Barat terus mencari mobil baru melalui perantara dan dari negara-negara yang bersahabat dengan jumlahnya mencapai ratusan.