Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional Mulai Terjadi 'Kiamat' Pengunjung

Pusat perbelanjaan harus dapat memiliki dan menyediakan tempat ataupun fasilitas untuk pelanggan melakukan interaksi sosial.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional Mulai Terjadi 'Kiamat' Pengunjung
Endrapta Pramudhiaz
Suasana Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, di akhir pekan, Sabtu (5/8/2023). Pusat perbelanjaan harus dapat memiliki dan menyediakan tempat ataupun fasilitas untuk pelanggan melakukan interaksi sosial agar tetap dikunjungi masyarakat. 

"Banyak Pusat Perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain dari sekedar fungsi belanja saja sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100 persen," ujarnya.

Secara terpisah, ekonom senior Piter Abdullah menyampaikan, sepinya pengunjung mal pada saat ini karena adanya perubahan masyarakat dalam belanja maupun berwisata.

"Dulu Mangga Dua, Glodok pernah ramai sekali tapi sekarang tidak ada pengunjung. Demikian juga dengan Blok M dan Plaza Semanggi," ucap Piter.




Oleh sebab itu, Piter menilai kondisi ini merupakan tantangan bagi pengusaha dan pengelola mal di berbagai daerah.

"Ini tantangan, bagaimana mereka bisa menjual tempat mereka agar bisa sesuai dengan kebutuhan gaya hidup sekarang ini bahkan masa depan," ucap Piter.

Bagai Mal Mati

Plaza Semanggi pernah menjadi pusat perbelanjaan tujuan para warga Jakarta dan sekitarnya.

Namun, hal tersebut tampaknya kini hanya sebuah kenangan. Pasalnya, Plaza Semanggi saat ini tak lagi seramai dahulu kala.

BERITA TERKAIT

Pantauan Tribunnews pada Sabtu (5/8/2023), tak tampak adanya keramaian di Plaza Semanggi. Bahkan, saat akhir pekan seperti hari ini, tidak ada kepadatan pengunjung seperti mal lainnya di Ibu Kota.

Sejak memasuki pintu masuk di basemen, hanya ada segelintir pengunjung yang terlihat sedang lalu lalang di dalam supermarket.

Naik satu lantai, situasi mal yang juga dikenal dengan nama Plangi ini semakin memprihatinkan. Toko-toko banyak yang tutup, tak seperti pusat perbelanjaan pada umumnya.

Berjalan lebih dalam ke area tengah, ada sebuah lingkaran bernama Bundaran Plangi yang dikelilingi toko-toko tutup. Ada salah satu toko yang masih terpajang nama penyewanya, yaitu "Pakalolo Boots".

Naik satu lantai, suasana Plangi sedikit lebih hidup. Kebetulan, sedang ada acara pameran seni di salah satu sisi mal. Ada beberapa orang yang mondar mandir di sekitarnya.

Selain itu, ada juga beberapa bazar di tengah jalanan lantai tersebut, serta beberapa ruangan juga dipakai untuk berjualan barang diskon.

Suasana tak terasa begitu sepi karena alunan musik yang disetel pihak mal melalui pengeras suara. Berbagai lagu kebangsaan diputar non stop.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas