Menkop Teten Masduki: Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen Momentum Evolusi Koperasi dan UMKM
Saat ini fokus pengembangan produk UMKM bukan lagi sekadar memikirkan soal kemasan saja, tapi juga memanfaatkan inovasi teknologi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, evolusi koperasi dan UMKM menjadi salah satu kunci dalam menjadikan Indonesia negara maju di tahun 2045.
“Kondisi perekonomian Indonesia yang mampu tumbuh di atas 5 persen selama 7 triwulan berturut-turut akan menjadi momentum untuk mengevolusi koperasi dan UMKM,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah 2023 bertajuk Transformasi Koperasi dan UMKM Masa Depan, Sabtu (12/8/2023).
“Jadi bagaimana kita mengubah usaha informal ke formal, semula tidak produktif menjadi lebih produksi berkat teknologi. Itulah evolusi,” sambung Teten.
Baca juga: Berdayakan UMKM Daerah Naik Kelas, Kementerian BUMN dan Pertamina Gelar Bazar UMKM di Sarinah
Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan saat ini Indonesia perlu mendorong dan mengembangkan UMKM dan koperasi.
Menurutnya saat ini fokus pengembangan produk UMKM bukan lagi sekadar memikirkan soal kemasan saja, tapi juga memanfaatkan inovasi teknologi dan menonjolkan keunggulan domestik.
“Daerah harus mulai mengidentifikasi potensi lokal dan keunggulan domestik masing-masing. Jangan sama semua. Saya tidak bisa melihat produk unggulan daerahnya. Tahap ini sudah selesai, kita move on masuk ke inovasi teknologi dan menonjolkan keunggulan dometik kita,” kata Menteri Teten.
Teten menyebut, saat ini terdapat dua kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bagian evolusi UMKM dan koperasi. Kebijakan tersebut adalah substitusi impor dan hilirisasi.
Kebijakan substitusi impor telah membuat belanja pemerintah sebanyak 40 persen untuk produk lokal atau UMKM.
Sementara itu, kebijakan hilirisasi juga dapat dimanfaatkan untuk tidak lagi mengekspor bahan mentah tapi menciptakan beragam produk jadi dari bahan-bahan tersebut.
“Hilirisasi misalnya kita kaya dengan rumput laut. Lalu ada sawit ini kita bangunkan pabrik CPO dan minyak makan merahnya. Kita juga punya karet untuk dihilirisasi, dan juga kelapa yang hasil olahannya dianggap lebih sehat dan pro lingkungan. Banyak juga di daerah penghasil jahe, kunyit, dan sebagainya. Ini bisa untuk menyuplai industri farmasi dan makanan,” tuturnya.
Dengan begitu, kata Menteri Teten Ini akan mendorong investasi ke pengolahan hasil bumi, tambang, hasil kebun, pertanian, kelautan, dan yang lainnya.
“Jadi UMKM tidak hanya menghasilkan kuliner, anyaman, dan lainnya saja, itu sudah cukup bagus. Kita move on membuat UMKM yang menjadi bagian rantai pasok industri,” ujar Menteri Teten.
Menteri Teten juga menekankan saat ini seluruh dunia memiliki struktur ekonomi yang sama dengan Indonesia.
Dalam hal ini UMKM merupakan sektor usaha yang paling dominian.
Namun, UMKM di luar sana tidak berdiri sendiri tapi telah menjadi bagian dari rantai pasok industri.