Sore Ini Pergerakan Rupiah Berakhir Melemah, Analis Ungkap Penyebabnya
Faktor yang memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yaitu data ekonomi Amerika Serikat yang membaik.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp15.290 pada Jumat (18/8/2023).
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 8 poin.
Di mana sebelumnya pada kemarin (17/7/2023), nilai tukar rupiah di level Rp15.282.
Baca juga: Rupiah Akhir Pekan Kurangi Pelemahan ke Rp 15.280 Per Dolar AS
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengungkapkan, penguatan nilai tukar mata uang Garuda terdampak rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang kian membaik.
Dengan demikian, ada kecenderungan Bank Sentral AS alias The Fed, akan menahan ekspektasi suku bunganya.
"Faktor yang memberikan tekanan ke rupiah yaitu data ekonomi AS yang membaik, semalam data aktivitas manufaktur di wilayah Philadelphia untuk bulan Juli menunjukan pertumbuhan dibandingkan sebelumnya yang berkontraksi," papar Ariston kepada Tribunnews, Jumat (18/8/2023).
"Ini membuka peluang the Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama sehingga bisa memicu penguatan dollar AS," sambungnya.
Tak hanya itu, Ariston melanjutkan, isu pelambatan ekonomi China juga berdampak negatif ke perekonomian global termasuk Indonesia.
Dengan demikian, tren pelemahan nilai tukar mata uang Garuda berpotensi akan terus berlanjut hingga pekan depan.
Bahkan bisa saja rupiah mampu perkasa ke arah level Rp15.320 per dolar AS.
"Hari Senin, potensi pelemahan masih terbuka, karena faktor di atas belum hilang, mungkin bisa kembali ke area Rp15.320 - Rp15.350," papar Ariston.
"Sementara potensi support (penguatan) di sekitar Rp15.250," pungkasnya.