Sore Ini Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp15.435 per Dolar AS
Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pada Selasa dan Rabu pekan ini, salah satu yang paling ditunggu pasar keuangan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) ditutup menguat tajam pada perdagangan Selasa (20/8/2024). Pada perdagangan hari ini rupiah ditutup ke level Rp15.435.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan, dolar melemah karena memanasnya konflik Israel dan Palestina.
Di mana kelompok Islamis Palestina mengumumkan dimulainya kembali pengeboman bunuh diri di Israel setelah bertahun-tahun, dan mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Tel Aviv pada Minggu malam.
Petugas medis mengatakan serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di Jalur Gaza pada Senin.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat ke 7.494, Rupiah di Posisi Rp 15.510 Per Dolar AS
"Hanya ada sedikit tanda-tanda rekonsiliasi di lapangan dan kekhawatiran akan perang yang lebih luas," ujarnya, Selasa (20/8/2024).
Selain itu, kata Ibrahim, para investor masih menunggu indikasi rencana Federal Reserve AS untuk keputusan suku bunga berikutnya. The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada masing-masing dari tiga pertemuan yang tersisa pada tahun 2024.
"Satu pengurangan lebih banyak dari yang diperkirakan bulan lalu, menurut mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters yang mengatakan resesi tidak mungkin terjadi," kata Ibrahim.
Sedangkan dari dalam negeri, sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tidak jauh-jauh dari level 5 persen. Meski begitu, dalam Pidato Kenegaraannya, Jokowi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang masih berada di level 5% merupakan hal yang patut disyukuri.
Pasalnya, banyak negara lain yang tidak mengalami pertumbuhan ekonomi bahkan masuk dalam kategori melambat pertumbuhannya. Namun, Indonesia mampu pulih lebih cepat, bahkan terus bertumbuh.
Dan harus di ingat, perekonomian Indonesia pada pemerintahan Jokowi bukan di desain untuk tumbuh di kisaran 6%, melainkan untuk menahan agar pertumbuhan tidak turun lebih lanjut, sebagaimana tren penurunan pertumbuhan di pengujung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selanjutnya, Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa dan Rabu pekan ini. Salah satu yang paling ditunggu pasar adalah pernyataan BI mengenai kebijakan ke depan.
"Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sudah mengisyaratkan pemangkasan pada September dan BI diperkirakan akan mengikutinya," terang Ibrahim.
BI sendiri sudah mengerek suku bunga sebesar 275 bps dari 3,5% pada Agustus 2022 menjadi 6,25% saat ini. Pemangkasan suku bunga diharapkan bisa mendongrak kredit dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI juga akan memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate periode Agustus 2024.