Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perusahaan Jerman Kucurkan 500 Juta Dolar AS untuk Kembangkan Hidrogen Hijau di Indonesia

Perusahaan asal Jerman Augustus Global Investment GmbH , siap mengucurkan investasi senilai 500 juta dolar AS untuk mengembangkan green hydrogen

Editor: Sanusi
zoom-in Perusahaan Jerman Kucurkan 500 Juta Dolar AS untuk Kembangkan Hidrogen Hijau di Indonesia
dok Pupuk Indonesia
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), produsen pupuk anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), mengoperasikan kembali Pabrik Amoniak-1 atau proses reaktivasi PIM-1. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan asal Jerman Augustus Global Investment GmbH (AGI), siap mengucurkan investasi senilai 500 juta dolar AS untuk mengembangkan green hydrogen dan green ammonia di Indonesia.

AGI menggandeng PT Pupuk Indonesia (Persero) dan anak usaha PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) untuk mengembangan hidrogen dan ammonia hijau di Kawasan Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), Lhokseumawe, Aceh.

Baca juga: Ahok Dorong Pengembangan Hidrogen Jadi Sumber Energi Kendaraan Ramah Lingkungan

Nota Kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, CEO AGI, Fadi Krikor, dan Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda, Budi Santoso Syarif di Gedung Chairul Saleh Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).

Turut menyaksikan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana.

Baca juga: Hyundai Optimis Mobil Bahan Bakar Hidrogen Bakal Populer

CEO AGI fadi Krikor menyatakan Augustus Global Investment akan berinvestasi 500 juta dolar AS pada pengembangan green hydrogen dan green ammonia. Kerjasama ini diharapkan dapat menghasilkan green hydrogen sebesar 95,8 ton per hari.

Pada kesempatan ini juga AGI melakukan kerjasama dengan PT PLN (Persero) dalam rangka menjamin pemenuhan pasokan listrik yang memenuhi sertifikat energi terbarukan (REC) sebesar 340 MVA .

“Studi kelayakan untuk proyek ini telah diselesaikan oleh Black & Veatch (BV), sebuah perusahaan teknik, rekayasa, dan konstruksi global. Studi ini menemukan bahwa proyek ini layak secara teknis dan ekonomi, dan berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap transisi energi di Indonesia," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyambut baik kerja sama ini, dan berharap agar kolaborasi ini dapat memperkuat dan meningkatkan upaya pencapaian ketahanan energi dan mempercepat transisi energi.

Baca juga: Dorong Transisi Energi dengan Inovasi EBT, Pertamina Kembangkan Ekosistem Mobil berbasis Hidrogen

Menurut Dadan, hydrogen telah dimanfaatkan di Indonesia dalam sektor industri, terutama sebagai bahan baku pupuk. Konsumsi hydrogen di Indonesia saat ini berkisar 1,75 juta ton per tahun, dengan pemanfaatan didominasi untuk urea (88 persen), amonia (4 persen) dan kilang minyak (2 persen).

"Hidrogen hijau akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi sektor transportasi yang akan dimulai pada tahun 2031, dan sektor industri dimulai pada tahun 2041, saya sangat mengapresiasi kerja sama intensif yang dilakukan AGI dengan Mitranya. Saya yakin semua kerja sama yang kita saksikan saat ini, akan memperkuat dan meningkatkan upaya kita dalam mencapai ketahanan energi berkelanjutan serta mendorong upaya kita untuk mempercepat transisi energi," kata Dadan.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan sangat menantikan kolaborasi ini dan mengucapkan terimakasih kepada Kementerian ESDM yang telah konsisten mendukung inisiatif ini.

"Kami berharap dapat berkontribusi kepada Indonesia untuk menjadi pemain global untuk green hydrogen dan green ammonia, karena green hydrogen dan green ammonia adalah bahan bakar masa depan tanpa emisi karbon sehingga MoU ini mendukung pencapaian net zero emission pada tahun 2060 yang menjadi program prioritas Pemerintah,” ungkap .

Pada kerjasama ini, Rahmad menyatakan Pupuk Indonesia dengan perusahaan yang berdomisili di Jerman ini melakukan penjajakan kerjasama pengembangan green hydrogen dan green ammonia mulai dari studi kelayakan sampai tahap komersialisasi.

Seluruh pihak pada kerjasama ini juga akan melakukan transfer pengetahuan, teknologi, potensi pasar, hingga aspek ekonomi yang diperlukan pada proyek green hydrogen dan green ammonia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas