Wamenlu Pahala Mansury Beberkan Empat Sektor Krusial ASEAN
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury membeberkan empat sektor krusial bagi ASEAN.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury membeberkan empat sektor krusial bagi ASEAN.
Pertama adalah transisi energi. Pahala mengatakan, kawasan ASEAN menyimpan banyak potensi pada sektor ini.
"Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar sekitar 22 juta metrik ton, sedangkan Filipina memiliki sekitar 4 juta metrik ton," katanya dalam acara Asean Business and Investment Summit di Hotel Sultan Jakarta, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Daftar Pemimpin Negara KTT ASEAN Tiba di Jakarta: PM Timor Leste, Malaysia, Vietnam
"Gabungan kapasitas ini dapat menjadikan ASEAN sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global," lanjutnya.
Ia juga mengatakan Indonesia dan Vietnam sedang mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik.
Kedua, transformasi digital. Pahala mengatakan, nilai ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai Rp1 triliun pada 2025.
Angka tersebut merupakan seperempat dari angka Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN dan diperkirakan akan meningkatkan lagi.
"Untuk dapat mengimplementasikan dan mendorong hal ini, ASEAN akan membentuk perjanjian kerangka ekonomi digital yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat," ujar Pahala.
"Potensi ekonomi digital pada tahun 2030 mencapai sekitar Rp2 triliun," sambungnya.
Sektor yang ketiga adalah pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif. Pahala mengatakan, investasi dalam infrastruktur hijau sangat besar.
"Investasi yang sebenarnya dibutuhkan dalam infrastruktur hijau sangatlah besar, diperkirakan dibutuhkan sekitar 210 miliar dolar AS pembiayaan setiap tahunnya di negara-negara Asean hingga tahun 2030 untuk dapat mencapai NDC berbagai negara Asean," ujarnya.
Baca juga: Chandra Asri Buka-bukaan Strategi Bisnis Masa Depan di Private Event Session KTT ASEAN 2023
Ia mengatakan, dibutuhkan pembiayaan campuran guna mencapai target net zero emission pada 2060 mendatang.
Keempat, Pahala mengatakan ASEAN harus mampu meningkatkan ketahanan rantai pasok dalam ketahanan pangan dan mampu meningkatkan ketahanan kesehatan.
"Pandemi dan situasi terkini di Ukraina telah memberi kita pelajaran untuk bisa mendiversifikasi rantai pasok," kata Pahala.
"Dalam sektor pangan dan ke depan kita dapat mengeksplorasi lebih jauh bagaimana ASEAN dapat terus memperkuat ketahanan pangan internasional serta ketahanan kesehatan," tuturnya.