Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

ISF 2023 Bahas Langkah Indonesia Bermain di Kendaraan Listrik di Hadapan Pelaku Usaha Global

Dalam sebuah sesinya, Indonesia membahas mengenai Accelerating the New Energy Vehicle to Transform the Automotive Industry.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in ISF 2023 Bahas Langkah Indonesia Bermain di Kendaraan Listrik di Hadapan Pelaku Usaha Global
Screenshot
Tangkapan layar Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mengundang para pelaku dunia usaha, stakeholder, pemerintahan, lembaga internasional hingga lembaga pemikir ke Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, yang digelar di Jakarta, 7-8 September 2023.

Dalam sebuah sesinya, Indonesia membahas mengenai Accelerating the New Energy Vehicle to Transform the Automotive Industry.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko S. A. Cahyanto, yang datang mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan pemerintah Indonesia memiliki semangat untuk menggarap industri kendaraan listrik.

Baca juga: Mobil Listrik Cina Dominasi Pameran Mobil Jerman IAA

"Kementerian Perindustrian telah membuat peta jalan untuk pengembangan baterai di bidang ini, termasuk baterai kendaraan listrik dan lainnya. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 adalah kendaraan listrik akan memiliki efisiensi yang tinggi dan memiliki lokal konten sekitar 80 persen," tutur Eko dalam agenda ISF 2023, Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Mencapai berbagai target mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kendaraan listrik, Indonesia sendiri berupaya menarik investasi di bidang pembuatan baterai Electric Vehicle (EV).

Perusahaan yang ditunjuk untuk membuat baterai EV ialah Indonesia Battery Corporation (IBC), yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) dan Electric Vehicle (EV).

Berita Rekomendasi

CEO Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho, menyampaikan pihaknya memiliki pengolahan baterai EV dari hulu ke hilir dengan basis bahan baku nikel.

"Dengan investasi 1,1 miliar dolar AS, membutuhkan waktu dan membutuhkan investasi yang besar. Ini adalah sesuatu yang sangat strategis bagi Indonesia untuk memiliki produksi baterai dari dalam negeri dalam beberapa tahun kedepannya," ungkap Toto.

Sebagai pelaku usaha di industri EV, Hyundai mendukung upaya pemerintah Indonesia dengan tiga cara Pertama, berinvestasi pada pembuatan lokal mobil listrik di Indonesia. Kedua, investasi pembuatan baterai lokal yang berkolaborasi dengan LG dan IBC.

Baca juga: Mobil Listrik Dolphin Bikinan BYD Siap Menjajah Pasar Jepang

"Yang paling penting adalah pertanyaan dari customer terkait dengan pengecasan. Jadi terima kasih kepada pemerintah, kita bisa berkontribusi kepada publik dengan mendirikan 300 charging station dan ini adalah teknologi yang ingin kita masuki. Bukan hanya untuk slow charging, tetapi kita juga ingin berinvestasi untuk fast charging," terang COO Hyundai Motor Indonesia Fransiscus Soerjopranoto.

Senada dengan Hyundai, Wuling Motors yang juga telah memproduksi dan menjual mobil listriknya di Indonesia juga ingin ikut ambil bagian dalam upaya pengurangan emisi di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah menjadi pemain penting di industri EV.

Wuling dengan produk mobil listriknya Air EV berhasil memasarkan sebanyak 10.000 unit model ini sejak diluncurkan tahun lalu.

"Di Indonesia kita sudah menjual 10.000 unit Air EV dan kita melihat produk ini dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari customer. Berdasarkan survei yang kita lakukan saat pertama kali meluncurkan kendaraan ini di Tiongkok, kita melihat bahwa penggunaan oleh customer setiap harinya mencapai 50 km. Disitulah kita berusaha menciptakan kendaraan yang kompleks yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," jelas President of Wuling Indonesia Kaili Yan.

President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto, menyebut kendaraan dengan energi baru sangat diperlukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

"Jika kita bisa mendapatkan peningkatan dalam penggunaan kendaraan dengan energi terbarukan, artinya kita bisa memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dalam hal pengurangan emisi karbon. Itulah kenapa kami memperkenalkan bukan hanya kendaraan listrik, tetapi kendaraan hybrid dan juga plug-in hybrid. Kita juga memperkenalkan kendaraan 100 persen etanol dan saya rasa itu adalah cara kami memikirkan mengenai konsep teknologi yang kami miliki," ujar Nandi.

Toyota sendiri telah mengenalkan kendaraan hybrid Kijang Innova Zenix Hybrid pada 2022 dan Yaris Cross 2023. Selain itu Toyota juga telah menjual Prius PHEV dan mobil listrik murni bZ4X di Indonesia.

"Jadi kami mempersiapkan agar setiap orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan pengurangan emisi ini. Sejak kami memperkenalkan Kijang Innova Zenix Hybrid tahun lalu, kami sudah memproduksi hampir 20.000 unit dan kita sekarang akan terus mengembangkan model hybrid lainnya, sehingga sebagai besar masyarakat dapat terlibat kegiatan hijau ini," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas