Cerita Pelaku UMKM Bidang Pakaian dan Aksesori Motif Batik Jajaki Pasar Global
Saat ini banyak UMKM yang memiliki produk bagus, tetapi dinilai masih kurang dalam pengemasan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dian Nutri Justisia (42) menjalankan bisnis Shiroshima Indonesia pada Agustus 2019, kini usahanya sudah berhasil menembus pasar global.
Pelaku UMKM bidang pakaian dan aksesori dengan motif batik itu melanglang buana memamerkan produknya di sejumlah negara seperti Jepang dan Perancis, serta dipasarkan ke Malaysia, Korea, dan Hong Kong.
Motif Shiroshima berbeda dengan motif batik yang biasa kita jumpai selama ini.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Berkomitmen Kembangkan Ekonomi Lewat Program Pembinaan UMKM
Shiroshima memberikan warna baru pada karya batik di Indonesia.
Dengan desain simpel minimalis, Dian ingin produk Shiroshima membuat anak muda bangga dan senang mengenakan batik.
Menurut dia, bicara batik bukan hanya soal motif, tetapi juga teknik pengerjaannya.
“Konsep desainnya masih ciri khas Shiroshima, tetapi mungkin line-nya lebih minimalis dan lebih ready to wear. Saya juga banyak membawa batik tulis supaya Japanese market bisa melihat perbedaan antara batik tulis dengan batik cap. Yang kami bawa juga materialnya organic fiber textile,” papar Dian, Rabu (13/9/2023).
Pada Agustus 2023, Shiroshima Indonesia, yang merupakan salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), kembali mendapatkan kesempatan menjajaki pasar global.
SETC merupakan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” (SUI).
Shiroshima juga turut berpartisipasi dalam gelaran Wiki Export 2023 yang berlangsung di Jepang.
Wiki Export, yang diluncurkan pada 2022, digagas Kamar Dagang Indonesia (KADIN) bersama Japan External Trade Organization (JETRO).
Tujuannya, meningkatkan skala perusahaan menengah untuk menjadi bagian dari rantai pasokan global. Bukan tidak mungkin bahwa usaha yang tergolong UMKM bisa melebarkan sayap ke pasar ekspor.
Dian mengatakan, produk-produk Shiroshima yang akan dipamerkan dalam Wiki Export masih mengusung ciri khas Shiroshima, tetapi dengan menghadirkan sentuhan yang lebih minimalis.
Harapannya, dari gelaran ini, Shiroshima bisa membuka peluang pasar di Jepang untuk jangka panjang.
Hal ini tidak hanya akan mengangkat produk-produk Indonesia di mancanegara, tetapi bisa terus melanjutkan upaya Dian membantu perekonomian dan taraf hidup para pembatik di Yogyakarta, kampung halamannya.
Dian menyebut kesempatan mengikuti Wiki Export yang diberikan SETC kepada UMKM-UMKM binaan sangat berperan untuk kemajuan pelaku usaha di Indonesia.
Selama menjadi anggota SETC, Dian telah mengikuti sejumlah pelatihan. Pelatihan-pelatihan itu di antaranya soal manajemen produksi, penataan ruang produksi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan lain-lain.
“Pembelajaran di kelas-kelas yang diadakan SETC bermanfaat sekali. Dari situ, kami membenahi sistem internal. Para mentor sangat detail, tidak hanya secara teori, tetapi juga mengajak berkunjung ke company-company yang sudah mereka bina. Jadi kali bisa lihat company-company yang sudah dibina Sampoerna dan sukses,” kata Dian.
Menurut dia, sebenarnya banyak UMKM yang memiliki produk bagus, tetapi masih kurang dalam pengemasan. Wawasan soal pengemasan produk akan sangat membantu pelaku UMKM.
Dian juga memberikan semangat kepada mereka yang sedang membangun usaha untuk tetap optimistis.