Tenaga Ahli Menteri Investasi Duga Ada Negara Asing yang Tak Senang Hilirisasi di Rempang
Sejak berakhirnya COVID 19, berbagai cara dilakukan untuk menarik arus modal asing ke dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kerusuhan di Pulau Rempang, Riau, kian menjadi sorotan, setelah terjadinya bentrok aparat dan warga yang diikuti penangkapan puluhan orang.
Tenaga Ahli Menteri Investasi Rizal Calvary Marimbo menilai, hilirisasi yang tengah digalakkan pemerintah di Rempang, Batam, Kepri, tak membuat semua negara happy.
"Ada negara tidak happy kita maju dengan hilirisasi, utamanya di Rempang, segala macam cara dipakai untuk menjeg
Baca juga: 34 Orang Ditetapkan Jadi Tersangka Buntut Demo Ricuh di BP Batam, Sebagian Besar Warga Luar Rempang
al penciptaan nilai tambah di negara kita," ujarnya, Kamis (14/3/2023).
Rizal mengatakan, sejak berakhirnya COVID 19, berbagai cara dilakukan untuk menarik arus modal asing ke dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Salah satunya dengan mendorong investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI). Pasalnya, sektor konsumsi tak bisa diandalkan sepenuhnya lagi untuk menopang PDB (produk domestik bruto).
Berbagai negara meningkatkan daya saingnya baik melalui peningkatan infrastruktur, kemudahan perizinan, energi, insentif pajak, ketersediaan bahan baku dan lain sebagainya.
Indonesia, melalui kementerian investasi, bekerja keras memberikan gula-gula terbaik untuk investor.
"Di bawah kepemimpinan Menteri Bahlil, kemudian investor berebut masuk membawa modalnya di Indonesia. Tidak semua negara happy dengan kepiawaian Menteri Bahlil ini, apalagi dengan hilirisasi yang sedang digencarkan. Macam-macam jurus dipakai untuk menggagalkan, utamanya di Rempang ini," ujar Komisaris PLN Batam tersebut.
Menurut laporan UNCTAD yang bertajuk World Investment Report 2023, total nilai investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) di Asia Tenggara mencapai US$222,56 miliar pada 2022.
Nilai FDI tersebut naik 4,58 persen dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Adapun Indonesia meraih investasi asing terbesar ke-2 di Asia Tenggara pada 2022, dengan nilai FDI yang diterima mencapai US$21,96 miliar.
Posisi Indonesia berada di bawah Singapura yang nilai FDI-nya memimpin kawasan ini. Tercatat, nilai investasi asing yang mengalir ke Negeri Singa pada 2022 mencapai US$141,21 miliar.
Berikutnya, ada Vietnam di urutan ketiga dengan investasi asing yang diterima sebesar US$17,9 miliar, diikuti Malaysia yang menerima US$16,93 miliar.