Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Timbulkan Masalah Kesehatan hingga Rugikan Negara Miliaran Dolar AS, PLTU Suralaya Kena Sentil

PLTU batubara di Indonesia yang terus mengeluarkan polusi udara tanpa henti menimbulkan kerugian untuk negara.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Timbulkan Masalah Kesehatan hingga Rugikan Negara Miliaran Dolar AS, PLTU Suralaya Kena Sentil
Tribunnews/JEPRIMA
Suasana aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten. PLTU Suralaya memilik kapasitas pembangkit sebesar 3.400 Megawatt (MW) yang terdiri dari Unit 1-7. Unit 1-4 memiliki kapasitas total sebesar 1.600 MW, dan Unit 5-7 memiliki kapasitas total sebesar 1.800 MW dan bisa disebut juga sebagai tulang punggung kelistrikan Jawa-Bali. Tribunnews/Jeprima 

Analis Kualitas Udara di CREA, Jamie Kelly mengungkapkan, banyaknya jumlah PLTU di Indonesia, lokasinya yang dekat dengan perkotaan, dan kurangnya penerapan pengendalian emisi, memberikan kontribusi signifikan terhadap salah satu krisis polusi udara paling serius.

Hal ini membawa dampak besar bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

"Pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah yang lebih serius untuk mengatasi emisi dari PLTU batu bara, Sangat penting untuk menegakkan kepatuhan terhadap standar, menerapkan teknologi terbaik yang tersedia," ungkap Jamie.

Meskipun Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) Indonesia, yang akan mengucurkan dana sebesar 20 miliar dolar AS untuk transisi ramah lingkungan di Indonesia, mengalami penundaan, terdapat langkah-langkah terjangkau yang dapat dilakukan pemerintah.

Seperti, mengganti PLTU batu bara dengan sumber energi terbarukan, mewajibkan penerapan langkah-langkah pengendalian polusi udara, menetapkan batas yang ambisius pada konsentrasi gas buang polutan dan memastikan penerapannya, serta mewajibkan publikasi emisi industri dengan dokumentasi dan metodologi transparan.

Tribunnews mencoba menghubungi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk meminta pendapat dari laporan studi CREA. Namun hingga tulisan ini dibuat, manajemen Perseroan belum memberikan responnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas