Pedagang Pesimis Harga Beras Bisa Turun, Minta Bulog Lebih Masif Gelontorkan Beras SPHP
Cuaca panas yang belakangan ini melanda Indonesia, menjadi alasan harga beras akan susah turun.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edi, salah seorang pedagang beras di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pesimistis harga beras bisa turun meskipun Bulog telah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Menurut dia, harga beras lainnya hanya akan sedikit mengalami penurunan meski sudah ada gelontoran beras SPHP ke pasar.
"Sedikit paling (turunnya). Tidak berpengaruh juga. Soalnya ini kan (akibat dari) cuaca," kata Edi ketika ditemui Tribunnews di lokasi, Senin (18/9/2023).
Baca juga: Harga Beras Medium Hari Ini Naik, Tembus Rp13.040 Per Kg, Pemerintah Klaim Akan Turun
Ia beralasan cuaca panas yang belakangan ini melanda Indonesia, menjadi alasan harga beras akan susah turun.
Sebab, cuaca panas yang mengakibatkan kekeringan ini membuat harga gabah di tingkat produsen akhirnya melambung tinggi
"Gabah melambung harganya. Dengar Bulog ini (menggelontorkan beras SPHP), agak ngerem sedikit. Kata yang di sana," ujar Edi.
Ia pun berharap Bulog bisa terus membanjiri beras SPHP di pasaran dan menggelontorkan lebih banyak lagi.
"Ini beras Bulog mestinya dibanjiri lah. Digelontorkan terus ke pasar-pasar," kata Edi.
Selain Edi, ada pedagang lainnya bernama Ridwan yang juga pesimistis harga beras bisa turun.
Hingga kini, Ridwan telah menghadapi kenaikan harga beras selama kurang lebih dua bulan ke belakang.
"Kalau menurut saya, sekarang-sekarang ini bakal naik terus (harga beras)," ujarnya.
Saat ini, pantauan Tribunnews di lokasi, sudah ada pedagang yang menjual beras SPHP dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900 per kilogram (kg).
Spanduk harga beras SPHP terpampang jelas di depan kios para pedagang dengan harga yang dijual.