Lebih Dekat dengan Pengolahan Nikel Kelas Dunia Milik Harita di Pulau Obi
Siapa sangka, di pulau terpencil ini ada industri pengolahan nikel kelas dunia dengan valuasi hampir Rp 100 triliun
Penulis: Dahlan Dahi
Editor: Sanusi
Dalam semalam hartanya melonjak Rp 333,8 miliar.
Dengan melepas 12,09 miliar saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau setara 18 persen, Harita Group meraup Rp 9,8 triliun atau nilai IPO terbesar tahun 2023.
Rekor itu menempatkan IPO NCKL terbesar di Asia 2023 serta IPO terbesar di industri logam dan pertambangan di Asia sejak 2011.
Versi Forbes terakhir, April 2023, kekayaan Lim Hariyanto menjadi Rp 96,5 triliun, membuatnya naik satu peringkat ke posisi nomor 5 terkaya Indonesia.
Lim sudah menyerahkan operasional kerajaan bisnisnya kepada putranya, Lim Gunawan Hariyanto. Lim memulai dari bisnis kayu tahun 1980-an dan masuk ke tambang tahun 2000-an.
Namanya tidak begitu terkenal secara luas, tapi bisnisnya menggurita di sektor pertambangan dan perkebunan serta kelapa sawit.
Bumitama Agri adalah perusahaan kelapa sawit yang terdaftar di Singapura.
Lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 63 tahun lalu, Lim Gunawan mendapat gelar akademik sarjana administrasi bisnis di University of Southern California, Amerika Serikat.
Tahun 1982, setahun setelah tamat kuliah, ia balik ke Indonesia, melanjutkan bisnis orang tuanya, bisnis kayu.
Di tangan Lim, bisnis itu berkembang ke pertambangan emas, batu bara, nikel, bauksit, dan kelapa sawit.
Tidak banyak yang tercatat mengenai Lim Gunawan selain ia juga penyanyi (melahirkan tiga album musik) dan pemain golf yang tangguh.
"Pak Lim orang yang low profile," kata Stevi Thomas, profesional di bidang pertambangan yang pernah berkarier di Freeport Indonesia.
Lim merekrut Stevie, Direktur Hubungan Eksternal Harita Nickel, yang bertugas menangani hubungan eksternal seperti community development dan komunikasi publik.
“Pak Lim orang yang taat pajak dan regulasi. Beliau ingin seluruh bisnisnya bersih dan berguna untuk masyarakat,” tambah Haviez Gautama yang baru direkrut memimpin tim komunikasi Harita.
Harita tentu harus bekerja keras mengelola dampak lingkungan dari pertambangan, berikut dampak sosialnya. Harita saat ini sedang mengelola bahan galian yang tidak terpakai lagi untuk ditimbun kembali pada area lebih dari 100 hektar. Reboisasi juga dilakukan untuk mengatasi bekas penambangan.
Harita juga sedang mempersiapkan pembangunan bandara untuk membuka akses Kota Harita dari dunia luar. Selain itu, mempersiapkan eksplorasi di area konsensi baru tidak jauh dari Kawasi serta membangun pembangkit listrik dan smelter baru.
Deposit nikel Indonesia 21 juta metric ton, hanya kalah sedikit dari pemilik deposit terbesar, Australia. Di nomor tiga ada Brasil dengan deposit 16 juta.
Nikel menjadikan Indonesia di baris terdepan industri nikel dunia dan bahan bakar kendaraan masa depan, kendaraan listrik.
Masa Depan
Berkat hilirisasi nikel, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada tahun 2022 sebesar 23,4 persen dan menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Maluku Utara memiliki cadangan nikel yang bisa diolah menjadi bahan baku baterai mobil listrik untuk 73 tahun ke depan.
Data menunjukkan sebanyak 99,76 persen cadangan nikel Indonesia tersebar di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua atau disebut Sulampua. Sampai dengan tahun 2021, total cadangan nikel Sulampua mencapai 4,6 miliar ton.
Dari sisi produksi, pada tahun 2021 produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta ton atau tertinggi di dunia. Permintaan olahan nikel global diperkirakan mencapai 3,2 juta ton di tahun 2024, didorong oleh upaya pengurangan emisi melalui transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, lanjutnya produksi pertambangan nikel dunia diprakirakan mencapai 3,4 juta ton di tahun 2024. Adapun industri pengolahan nikel Indonesia diperkirakan menyumbang 1,4 juta ton lebih dari 40 persen produksi global.