Teten Bongkar Penyebab Pasar Tanah Abang Menjadi Sepi, Bukan Akibat Penjualan Online Tapi Karena Ini
Para pedagang Pasar Tanah Abang sudah berjualan hampir di semua platform digital, tetapi tetap kalah dengan produk impor yang dijual murah.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meminta agar pedagang di Pasar Tanah Abang tidak asal dituding belum bertransformasi ke ekosistem digital.
Ia mengatakan, para pedagang ini sudah berjualan hampir di semua platform digital, tetapi tetap kalah dengan produk impor yang dijual murah.
"Karena ada produk dari luar yang begitu murah dijual dengan predatory pricing di marketplace, (jadinya) produk-produk lokal tidak (bisa) bersaing," kata Teten dalam acara UMKM Digital Summit 2023 di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Pasar Tanah Abang, Omset Anjlok Oleh Gempuran Online Shop Hingga TikTok Shop
Teten mengungkap bahwa setelah kunjungannya ke Pasar Tanah Abang, ia ditelpon oleh produsen-produsen pakaian jadi dari Bandung.
Dalam percakapannya, ia mengatakan bahwa mereka mengeluh karena sudah tidak bisa melakukan produksi lagi karena produk lokal sudah semakin kalah saing.
"Yang sedikit agak menyelamatkan itu karena ini lagi musim politik, jadi masih bisa bikin baju partai," kata Teten.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan, para pelaku usaha yang membuka toko di kawasan Pasar Tanah Abang Jakarta, mengalami penurunan pendapatan imbas sepinya jumlah pengunjung atau pembeli.
Bahkan, imbas sepinya pembeli ini telah membuat omzet para pedagang mengalami penurunan hingga 50 persen.
Hal ini diungkapkan Menteri Teten saat dirinya melakukan kunjungan ke Pasar Tanah Abang pada Selasa siang (19/9/2023).
"Tadi saya berkunjung ke Pasar Tanah Abang, saya sudah mendengar bahwa di Pasar Tanah Abang banyak yang cukup terdampak," ungkap Teten.
"Tadi saya juga sudah keliling-keliling, saya juga sudah tanya penurunannya rata-rata di atas 50 persen," sambungnya.
Sebelumnya, sepinya jumlah pembeli di Pasar Tanah abang disinyalir karena telah bermigrasinya masyarakat dalam membeli barang -barang secara offline menjadi online, alias masyarakat membeli di platform e-commerce.
Namun faktanya, banyak pedagang di Pasar tersebut yang telah bertransformasi dengan berdagang di e-commerce. Dan pendapatannya tetap menurun.