Percepatan Transisi Energi Bersih, Pemerintah Didorong Geser Energi Fosil ke EBT
Perlu segera dilakukan pemberlakuan regulasi EBT untuk membuat transisi energi secara bertahap.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co Founder Indonesia Muda, Ilham Ranjani mendorong pemerintah untuk melakukan deregulasi terhadap produksi di dalam negeri, yang sebelumnya lebih menitikberatkan pada produksi energi melalui material fosil menuju energi baru terbarukan (EBT).
"Melihat perkembangan visi net zero emission, kita mendorong pentingnya transisi energi dari energi fosil menuju energi baru dan terbarukan," ujar Ilham dalam sebuah diskusi di Universitas Hamka (Uhamka) Jakarta Timur, Jumat (29/9/2023).
Ia meminta agar pemerintah Indonesia bersedia melakukan langkah konkret bahwasanya perlu dilakukan percepatan dalam menuju energi bersih, mengingat komitmen Indonesia dalam konferensi Internasional seperti KTT G-20 dan KTT ASEAN dalam melakukan percepatan transisi tersebut.
Baca juga: Pertamina Sustainable Energy Center di IKN Diharapkan Juga Berperan Seperti ‘Lemhannas’ Bidang EBT
"Perlu segera dilakukan pemberlakuan regulasi EBT untuk membuat transisi energi secara bertahap," tuturnya.
Kemudian, di dalam mempercepat transisi energi secara optimal tersebut, Ilham mengatakan bahwa diperlukan transisi secara cepat dan tepat, sehingga diperlukan sinergitas aturan dan pemahaman di tengah masyarakat.
Terlebih saat ini, kondisi udara di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya pun tengah tercemar akibat limbah hasil produksi energi dengan bahan fosil mencemari udara. Akibatnya, udara yang ada cenderung tidak sehat dan bisa mengancam kesehatan masyarakat.
"Semua unsur harus berperan aktif dalam udara bersih di Jakarta," katanya.
Lebih lanjut, Ilham menyampaikan bahwa transisi energi sangat penting bagi optimalisasi penggunaan listrik membuat berbagai perusahaan plat merah, khususnya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang energi.
"Khususnya PLN melakukan pergeseran energi listrik dengan bahan bakar yang ramah lingkungan," imbuh Ilham.
Semangat dan komitmen ini menurut Ilham harus dimiliki oleh semua stakeholder yang ada, sehingga dapat direalisasikan dengan baik dan maksimal.
"Jadi semua unsur harus terlibat, dari hulu sampai hilir, dari Pembuat UU yakni DPR, pembuat kebijakan (pemerintah) sampai rakyat yang merasakan," tuturnya.
"Dan perlu di ingat, bulan-bulan ini pun lagi terjadi gejala El Nino tingkat tinggi, jadi kita harus sama-sama menjaga lingkungan, serta bumi kita," ujarnya.