Waskita Manfaatkan Teknologi BIM untuk Percepat Pembangunan Bendungan
Waskita Karya mengimplementasikan pemanfaatan teknologi Building Information Modeling (BIM) di setiap proyek yang dikerjakan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) telah mengimplementasikan pemanfaatan teknologi Building Information Modeling (BIM) di setiap proyek yang dikerjakan.
Direktur SDM, Pengembangan Sistem dan Legal Waskita Karya, Ratna Ningrum mengatakan, teknologi BIM juga sebagai salah satu alat untuk meminimalisir potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi.
BIM adalah sebuah platform digital yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek.
”Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat serta menghasilkan kualitas yang baik,” kata Ratna saat ajang Teknik Sipil Internasional, Civil Expo ITS 2023, yang ditulis Kamis (5/10/2023).
Menurutnya, saat ini teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama.
“Integrasi BIM - ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime,” ucap Ratna.
Untuk itu, kata Ratna, Waskita berkomitmen untuk menjamin kualitas konstruksi sejumlah proyek. Contohnya pada proyek bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ia menyebut, Waskita mampu menjadikan bendungan sebagai fungsinya, dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata.
Baca juga: Waskita Karya Garap Proyek Pembangunan IKN Senilai Rp 4,3 Triliun
“Waskita menjamin kualitas konstruksi setiap bendungan yang dikerjakan menjadi andal, aman, dan berkelanjutan," ucap Ratna.
Tercatat, saat ini proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres pembangunan 62,2 persen, Bendungan Jlantah mencapai 74,2%, Bendungan Jragung mencapai 28,8%, dan Bendungan Temef mencapai 67,8%.
"Seluruh bendungan tersebut telah mengimplementasikan teknologi BIM, sehingga perseroan optimistis dapat menyelesaikan beberapa proyek bendungan pada 2023 hingga 2024 agar dapat segera berfungsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Waskita Karya Garap Renovasi Stadion Kanjuruhan Senilai Rp332 Miliar
"Teknologi juga merupakan salah satu langkah untuk menerapkan Good Corporate Governance(GCG) perusahaan," ujarnya.
Teknologi seperti BIM, dapat digunakan untuk integrasi data dan analisis yang komprehensif terkait aspek waktu (4D), biaya (5D) hingga facility management (7D) yang dapat menunjang manajemen data dilingkup proyek.
"Dengan demikian, seluruh pihak yang terlibat dapat melaksanakan proses konstruksi secara terintegrasi dan lebih efisien," tutur Ratna.