Bukan Isapan Jempol, Bea Cukai Bilang China Peringkat 1 Negara Asal Barang Kiriman ke Indonesia
China menduduki posisi pertama negara yang paling dominan asal barang impor yang masuk ke Indonesia sejak 2021 hingga 2023.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluhan pelaku usaha tentang makin dominannya barang-barang asal China di perdagangan ritel di Indonesia bukan isapan jmpol.
Terbukti, data pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, China menjadi negara asal barang impor yang masuk ke Indonesia disusul Hongkong, Singapura, Amerika Serikat dan Jepang.
Direktur Teknis Kepabeanan Kementerian Keuangan Fadjar Donny mengatakan, China menduduki posisi pertama negara yang paling dominan asal barang impor yang masuk ke Indonesia sejak 2021 hingga 2023.
"Kami juga mencatat dari kegiatan importasi melalui barang kiriman ini kami mendapat 5 besar top five negara asal barang. Didominasi tetap dari China, Hongkong, Singapura, Jepang dan Amerika Serikat," ujar Fadjar dalam media briefing Kementerian Keuangan Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).
Fadjar mengatakan, sebagian besar barang kiriman itu hasil Perdagangan melalui Sistem Elektronik (PPMSE) atau e-commerce. Meski begitu, dia bilang sebagian barang kiriman bernilai kecil.
"Memang peringkat yang paling tinggi berdasarkan nilai devisa impor itu impor dilakukan melalui China," jelasnya.
Berdasarkan data dalam paparan Fadjar, pada tahun 2023 China menyumbangkan nilai devisa impor kepada Indonesia sebesar 61,9 juta dolar AS.
Baca juga: Setelah TikTok Shop, Kini Viral Pedagang Tanah Abang Minta Lazada Ditutup
Sedangkan posisi kedua yaitu Hongkong dengan nilai devisa sebesar 38,6 juta dolar AS, posisi ketiga yaitu Singapura sebesar 36,6 juta dolar AS.
Kemudian keempat Amerika Serikat sebanyak 21,1 juta dolar AS dan posisi kelima yaitu Jepang sebesar 18,1 juta dolar AS.
Di sisi lain, Fadjar juga mengatakan bahwa terjadi peningkatan dokumen barang kiriman yang disebut Consignment Notes (CN) ke Indonesia dari tahun 2018 sampai 2019 .
Baca juga: Pedagang Pasar Tanah Abang Masih Keluhkan Sepi Pengunjung Pasca Tutupnya Tiktok Shop
"Kalau kita lihat 2017 masih diangka 6,1 juta tetapi terjadi peningkatan di tahun 2018 menjadi 19,6 juta dokumen barang kiriman. Kemudian terjadi peningkatan tiga kali lipat pada tahun 2019 dari 19,6 juta menjadi 71,5 juta," ungkapnya.
Sedangkan data di tahun 2020 jumlah dokumen barang kiriman mencapai 61,1 juta dokumen dan terjadi sedikit kontraksi pada tahun 2021 hingga 2022.
"Kemudian berikutnya 2020 di angka 61,1 juta, tahun 2021 61,5 juta dan tahu. 2022 61,3 juta dokumen kiriman," jelasnya.