Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi AS Memerah, Naik 3,7 Persen karena Lonjakan Harga Pangan dan Bahan Bakar

Inflasi Amerika Serikat bulan September naik 3,7 persen (year-on-year/yoy) atau di atas target Federal Reserve sebesar 2 persen.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Inflasi AS Memerah, Naik 3,7 Persen karena Lonjakan Harga Pangan dan Bahan Bakar
usa flag
Inflasi Amerika Serikat bulan September naik 3,7 persen (year-on-year/yoy) atau di atas target Federal Reserve sebesar 2 persen. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan September dilaporkan naik 3,7 persen (year-on-year/yoy), melebihi target Federal Reserve (The Fed) yang mematok target di level 2 persen.

“Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) tercatat di level 3,7 persen (year on year/yoy) pada September 2023, laju yang sama seperti bulan sebelumnya. Namun angka ini sedikit lebih tinggi daripada proyeksi ekonom yang sebesar 3,6 persen,” sebut laporan terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Reuters menyebutkan, lonjakan inflasi dibulan September terjadi dampak dari adanya krisis bahan pangan serta pengetatan ekspor minyak mentah yang dilakukan sejumlah negara OPEC+.

Misalnya, Pemerintah Arab Saudi dan Rusia yang mengumumkan pemotongan ekspor hingga akhir Oktober 2023.

Tekanan ini yang kemudian membuat para investor memperketat peredaran minyak di pasaran. Hingga membuat harga minyak melesat ke puncak tertinggi yakni naik 2,1 persen untuk periode September 2023. Diikuti kenaikan harga pangan yang melonjak diatas 0,2 persen.

Dengan naiknya laju inflasi di bulan September, sebagian besar analis memprediksi apabila bank sentral The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan ke level yang lebih tinggi pada pertemuan di akhir bulan Oktober mendatang.

Berita Rekomendasi

"Mereka (pejabat The Fed) mungkin akan memperpanjang jeda hingga Desember, mengingat kenaikan Indeks harga konsumen baru – baru ini meningkat 0,4 persen,” jelas Olu Sonola, kepala ekonomi regional AS di Fitch Ratings di New York.

Baca juga: Inflasi AS Turun ke 4 Persen, Terendah dalam 2 Tahun Terakhir

Meski belum ada pernyataan resmi terkait kapan kenaikan suku bunga Amerika akan dilakukan, namun para ekonom optimis The Fed akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada akhir tahun, kemudian menahannya untuk beberapa waktu.

Prediksi ini diperkuat dengan adanya sinyal dari ketua Dewan Gubernur The Fed, Jerome Powell yang berulang kali mengungkap rencana kenaikan bunga yang tinggi untuk menekan laju inflasi agar dapat turut di bawah target 2 persen.

Baca juga: Inflasi AS Sentuh 6,4 Persen di Januari 2023, Lebih Tinggi dari Ekspektasi Analis

"Indikator terkini menunjukkan jika aktivitas ekonomi masih solid. Namun agar inflasi turun secara berkelanjutan sesuai target awal, kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika itu diperlukan," tutur Jelas Jerome Powell.

Saham Wall Street Amblas

Pasca Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis laporan inflasi, sejumlah ideks-indeks saham yang diperdagangkan di bursa Wall Street dilaporkan anjlok tajam pada pembukaan perdagangan Jumat (13/10/2023).

Seperti Dow Jones Industrial Average turun 173,73 poin atau 0,51 persen menjadi 33,631.14. Sedangkan S&P 500 amblas 0,62 persen kelevel 4.349,61. Diikuti penurunan nilai pada saham Nasdaq Composite yang merosot 0,63 persen di kisaran 13,574.22.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas