Uji Coba Operasional Taksi Terbang EHang Mulai Dilakukan di China, Indonesia Menyusul
Pemerintah Tiongkok memberikan izin kepada perusahaan pembuat taksi terbang EHang Holdings Ltd. untuk melakukan uji coba operasional.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Tiongkok memberikan izin kepada perusahaan pembuat taksi terbang EHang Holdings Ltd. untuk melakukan uji coba operasional.
Izin yang didapat memungkinkan perusahaan untuk meluncurkan layanan komersial pertama di dunia yang menggunakan kendaraan bertenaga baterai.
Baca juga: Dukung Penggunaan Taksi Terbang Ehang 216, Bamsoet: Siap Jadi Moda Transportasi Futuristik di IKN
EHang sendiri sudah mulai menawarkan model EHang 216-S di AS dan permintaan melonjak paling tinggi dalam intraday tahun ini pada Jumat lalu, setelah perusahaan mengatakan EH216-S dua penumpang otonom mendapatkan sertifikat tipe pertama di Tiongkok yang menandakan kelaikan terbang dari regulator.
Izin yang diberikan pemerintah juga memungkinkan perusahaan untuk menjalin kerja sama dengan mitra lokal, guna menawarkan tur udara ke lokasi-lokasi indah seperti Danau Tianchi di provinsi Xinjiang dan Teluk OH di Shenzhen, dikutip dari Bloomberg.
Sebagai informasi, EH216-S, dengan harga 2,16 juta yuan atau setara Rp 4,6 miliar. Model ini dilengkapi 16 baling-baling, masing-masing dengan motor listriknya sendiri.
Taksi terbang ini dapat melaju dengan kecepatan sekitar 100 kilometer per-jam selama 25 menit.
Izin yang didapat EHang menjadikan perusahaan bisa lebih unggul dari para pesaingnya, seperti Vertical Aerospace Ltd., Joby Aviation Inc., Archer Aviation Inc. dan Volocopter Gmbh.
Pendiri dan CEO EHang Hu Huazhi, menyatakan mendapatkan sertifikat tipe berarti memiliki tiket untuk mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Mobil Terbang EHang 216 Curi Perhatian Presiden Jokowi di KAI Expo 2023
"Hal ini juga memberi kami keuntungan sebagai penggerak pertama dibandingkan dengan AS," tutur Huazhi masih dilansir dari Bloomberg.
Tiongkok telah menjadikan pengembangan eVTOL atau kendaraan udara sebagai prioritas. Jika uji cobanya memenuhi standar peraturan negara tersebut, EHang akan memperoleh pendapatan dan memiliki peluang untuk membangun rekam jejak saat mereka mencari sertifikasi di tempat lain. Perusahaan juga sedang mengupayakan persetujuan FAA.
Minggu ini, otoritas Tiongkok termasuk Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dan CAAC menekankan pentingnya eVTOL dalam rencana mereka untuk mengembangkan sektor kedirgantaraan yang ramah lingkungan pada tahun 2035.
EHang mengatakan telah menerima pre-order untuk 100 pesawat EH216-S di dalam negeri dan pre-order untuk lebih dari 1.200 kendaraan dari pasar luar negeri termasuk Jepang, Malaysia dan Indonesia.