Rupiah Ambles Nyaris Rp 16.000, Kadin Ingatkan Agar Timses Capres Tak Bikin Gaduh
Kadin mengingatkan para tim sukses kandidat calon presiden dan wakil presiden agar tidak bikin gaduh agar rupiah tidak makin melemah.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terkoreksi 0,44 persen di level Rp 15.940 per dolar AS.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengingatkan para tim sukses kandidat calon presiden dan wakil presiden agar tidak bikin gaduh.
Sarman menerangkan, dampak terhadap nilai rupiah terhadap proses tahapan pemilu yang paling utama dan sangat fundamental bagaimana para investor-investor ini, yakin dan nyaman di Indonesia.
"Sehingga mereka tidak membawa modal ke luar Indonesia," ujar Sarman saat dihubungi Senin (23/10/2023).
Karena itu kalangan investor berharap tahapan proses Pemilu dan Pilpres 2024 berjalan aman, nyaman, dan kondusif.
"Tidak gaduh, tidak ada gesekan-gesekan di masyarakat yang membuat atau mengganggu jalannya aktivitas ekonomi bisnis perdagangan kita," terang Sarman.
Kalangan pengusaha juga berharap jalannya Pemilu tidak mengganggu psikologis investor-investor sehingga ragu menanamkan modal.
"Kepada timses capres cawapres kedepankan visi misi, program-program yang mampu menjawab tantangan ekonomi kedepan," kata Sarman.
Nilai tukar rupiah (kurs) diproyeksi akan melanjutkan pelemahannya dalam jangka pendek. Pada perdagangan Senin pagi (23/10/2023), rupiah sudah mendekati level Rp 16.000.
Baca juga: Rupiah Melemah Nyaris Tembus Rp 16.000, BI Beralasan karena Kerek Suku Bunga 6 Persen
"Kita lihat nilai tukar rupiah kita melemah sudah hampir mendekati Rp 16.000," terangnya.
Sarman memaparkan, selain faktor kegaduhan Pilpres, melemahnya rupiah akibat dari kondisi ekonomi global, di antaranya perang Rusia-Ukraina, perang Palestina-Israel,dan juga kebijakan AS seperti kenaikan suku bunga The Fed.
Baca juga: Rupiah Melemah Senin Pagi, Nyaris Tembus Rp16.000 Per Dolar AS
"Ini pengaruh nilai tukar rupiah kita. Salah satu yang membuat nilai rupiah kita tertekan adalah banyaknya uang yang ke luar dari Indonesia, mungkin melihat dari suku bunga di AS yang lebih terjamin, ini semakin memperlemah nilai rupiah," tutur Sarman.