Harga Minyak Mentah Menguat di Tengah Berkecamuknya Konflik Hamas-Israel
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen atau 28 sen menjadi 85,30 dolar AS per barel di bursa perdagangan Asia, Rabu 1 November 2023.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Harga minyak mentah dunia naik tipis di awal perdagangan Asia pada Rabu (1/11/2023) seiring dengan masih berlangsungnya konflik antara Israel-Hamas.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen atau 28 sen menjadi 85,30 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,2 persen atau 16 sen menjadi 81,02 dolar AS per barel.
“Harga minyak mentah stabil menjelang pembaruan penerbitan utama oleh Departemen Keuangan dan keputusan suku bunga FOMC,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, merujuk pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan arah kebijakan moneter AS.
“Risiko geopolitik masih ada dan tampaknya mengimbangi beberapa rekor tingkat produksi yang berasal dari AS,” sambungnya.
Selain konflik di Timur Tengah, kenaikan harga minyak juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, di mana Federal Reserve AS atau The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh alat Fedwatch CME.
Kenaikan suku bunga yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak, sementara penurunan suku bunga untuk memacu pengeluaran dapat meningkatkan konsumsi minyak.
Baca juga: Gempuran Israel ke Gaza Makin Memuncak, Harga Minyak Mentah Melonjak 3 Persen
Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat naik sekitar 1,3 juta barel pada pekan lalu, sementara stok bahan bakar turun sekitar 360.000 barel, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute.