Saham Wall Street hingga Minyak Dunia Kompak Naik, Respon Risalah Suku Bunga The Fed
Indeks saham di Wall Street menguat menjelang pengumuman risalah suku bunga yang akan dilakukan The Fed.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pergerakan Indeks saham di bursa efek Wall Street menguat, ditandai oleh indeks Dow Jones Industrial Average yang naik 123,91 poin atau sekitar 0,38 persen menjadi 33.052,87 pada Rabu (1/11/2023).
Penguatan ini terjadi menjelang pengumuman risalah suku bunga yang akan dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed.
Indeks S&P 500 juga naik 26,98 poin atau sekitar 0,65 persen menjadi 4.193,8 dan indeks komposit Nasdaq menguat 61,76 poin atau sekitar 0,48 persen menjadi 12.851,24.
Indeks saham 11 sektor industri utama S&P 500 juga dilaporkan bullish, dipimpin real estat yang melesat naik 2 persen. Sementara layanan komunikasi menguat 0,2 persen.
Menyusul yang lainnya, sejumlah bursa saham Eropa ikut menguat seperti indeks STOXX 600 Eropa naik 0,6 persen, kemudian Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, meningkat 93,80 poin atau sekitar 0,64 persen menjadi 14.810,34.
Meski belum ada pernyataan resmi terkait kapan kenaikan suku bunga Amerika akan dilakukan, namun para analis memprediksi bahwa The Fed kali ini akan memperlonggar kebijakan moneternya.
Proyeksi ini diperkuat dengan pernyataan komite Penasihat Ekonomi Asosiasi Bankir Amerika, dalam laporan tertulisnya para komite meyakini di tahun 2024 The Fed akan menjaga suku bunga tetap stabil, setelah menaikan suku bunga di level rendah yakni 5,25-5,50 persen .
"Pergerakan hari ini kembali ke wilayah positif karena adanya konsensus yang berkembang bahwa the Fed kemungkinan besar akan menunda kenaikan suku bunga tahun ini," kata Greg Bassuk, kepala eksekutif AXS Investments dikutip dari Reuters.
Pelonggaran ini yang membuat para investor mulai kembali berinvestasi ke bursa saham Wall Street, lantaran saham dinilai sebagai aset paling safe haven.
Selain saham Wall Street yang mencatatkan raport hijau, risalah The Fed juga memicu kenaikan harga minyak dunia di awal perdagangan Asia Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Rupiah Kembali Melemah Nyaris Sentuh Rp 16.000, Pasar Wait And See Pengumuman The Fed
Seperti harga minyak mentah berjangka Brent pengiriman Januari 2024 naik 36 sen atau 0,4 persen ke 85,38 dolar AS per barel.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melesat 28 sen atau 0,3 persen menjadi 81,30 dolar AS per barel.
Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah Menjelang Penetapan Suku Bunga The Fed
"Meski resiko geopolitik masih ada, namun harga minyak memang mentah stabil menjelang pembaruan kebijakan Departemen Keuangan dan keputusan suku bunga FOMC," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.
Emas Kehilangan Momentum Bullish
Sayangnya risalah suku bunga Federal Open Market Committee (FOMC) telah membuat emas kehilangan momentum bullish, dimana harga dilaporkan jatuh ke level 2.000 dolar AS per troy ons.
Harga emas melandai karena pelaku pasar memilih wait and see menunggu hasil rapat FOMC. Selain itu anjloknya harga Emas terjadi karena kekhawatiran mengenai ketegangan di Timur Tengah yang tak kunjung mereda.