Pengolahan Limbah Serat Daun Nanas di Subang Ternyata Bisa Raup Cuan, Tembus Pasar Ekspor
Alan menjelaskan, keunggulan serat dari Subang yaitu dari panjangnya. Produk serat dari Thailand dan Vietnam hanya 60 cm.
Penulis: Sanusi
Editor: Muhammad Zulfikar
Setelah itu datang utusan dari Singapura untuk cek kebun, cek bahan baku, cek produksi, cek kualitas. Akhirnya Mei masuk orderan pertama 65 kg.
"Karena kita ngejar kuantitas, akhirnya kualitas kedodoran, akhirnya tidak bisa diterima. Serat tidak masuk kualifikasi permintaan mereka. Dari 65 kg itu hanya 20 persen, kita negosiasi mereka minta 2 minggu untuk memperbaiki serat. Kita rangkul ibu-ibu proses penyisiran. Setelah dicek kadar air, kadar warna sudah masuk. Nambah pesanan 200 kg. Akhirnya lanjut 300 kg, terus 530 kg," jelasnya.
Namun, kata Alan, ekspor yang dilakukan Mei 2021 harus terhenti di April 2022 karena ada ketidaksepahaman dengan pihak ketiga. "Mereka mau BEP (break event point) secepatnya, sedangkan untuk mengubah sistem di lapangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena tidak ketemu akhirnya kita stop untuk ekspor pada April 2022," ungkapnya.
Menurut Alan, tantangan ekspor yaitu soal kapasitas produksi. Permintaan ekspor dari perusahaan Singapura waktu itu 1 ton per bulan. Sedangkan, Alan hanya mampu memproduksi 300 kilogram dalam satu bulan.
Saat ini alan mulai gencar memasarkan produknya di marketplace melalui Shopee, Tokopedia, YouTube, Instagram.
Ke depan, Alan berencana menyambangi desa yang lain di Subang untuk mengajak petani mencoba ceruk pasar di serat dari daun nanas. "Ada 6 kecamatan di Subang. Semuanya belum tersentuh untuk pemanfaatan daun nanas."
Baca juga: UMKM Asal Sulawesi Tenggara Didorong Garap Pasar Ekspor Gula Aren
PT Pertamina EP (PEP) Subang Field, bagian dari Zona 7 Sub Holding Upstream Pertamina, menunjukkan komitmen untuk tumbuh dan berkontribusi terhadap masyarakat di sekitar area operasi dengan mengembangkan inovasi sosial Pemanfaatan Serat Olahan Daun Nanas (Pesona).
Dalam memberdayakan Masyarakat di Desa Cikadu, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat tersebut, PEP Subang Field menggandeng Alan Sahroni, mitra lokal yang dinilai mampu mendorong pengembangan masyarakat di daerahnya.
Sejak 2020, PEP Subang Field memberikan bantuan alat dan sarana produksi, pendampingan, dan pengembangan sumber daya manusia melalui serangkaian pelatihan yang dibutuhkan, serta kegiatan-kegiatan pengembangan usaha lainnya seperti menjejaringkan dengan berbagai pihak dan market potential yang ada kepada Kelompok Pinlefi ini.
Senior Manager PEP Subang Field Ndirga Andri Sisworo, mengatakan sinergi dengan Kelompok Pinlefi dalam Program Pesona Subang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi dampak kerusakan lingkungan, dan mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.