Kepala Otorita IKN Buka Suara Soal Bahlil Rem Investasi Asing di Ibu Kota Nusantara
Bambang Susantono buka suara soal pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebutkan investasi asing di IKN direm untuk sementara waktu.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Bambang Susantono buka suara soal pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebutkan investasi asing di IKN direm untuk sementara waktu.
Menurut Bambang, maksud Bahlil mengatakan akan mengerem investasi asing bukan artinya akan membatasi masuknya dana asing ke pembangunan IKN.
Baca juga: Pembangunan IKN Nusantara Butuh Pasokan 9,5 Juta Ton Baja
Namun, maksudnya adalah investor domestik ini lebih dibutuhkan agar bisa menciptakan kepercayaan pasar terlebih dahulu.
"Saya menduga maksud beliau adalah karena kita perlu orang-orang atau investor untuk meng-create confidence pasar, makanya yang domestik didahulukan," kata Bambang ketika ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).
Bambang mengatakan, saat ini sudah terbukti pasarnya telah tercipta. Ada snowballing effect alias efek bola salju.
"Kemarin September sekian, November sekian, Desember sekian. Kita target sampai akhir tahun (investasi swasta di IKN, red) Rp45 triliun. Sekitar 3 billion dolar Amerika Serikat (AS)," kata Bambang.
"Itu artinya mesin pembangunan sudah berjalan. APBN sudah meng-create confidence. Domestik masuk create confidence. Saya kira nanti pada saatnya yang asing akan masuk. Ini masalah waktu saja," lanjutnya.
Ia kemudian juga mengatakan bahwa Bahlil sejatinya juga masih membuka kesempatan bagi investor asing.
Namun, kondisinya saat ini, investor domestik menjadi pihak yang lebih cepat memutuskan menanam modal di IKN Nusantara.
Baca juga: Cerita Bos LPS Nego Luhut untuk Minta Tanah Lagi di IKN Nusantara
"Asing dan domestik, ternyata domestik lebih cepat. Kenapa lebih cepat? Karena mereka mengetahui kondisi medan, mengetahui cara mengatasi risiko-risiko yang ada di dunia bisnis Indonesia. Makanya mereka lebih cepat dalam mengambil keputusan. Tidak berarti bahwa yang asing ini tidak berproses. Mereka berproses juga," kata Bambang.
Selain itu, kata Bambang, investor asing membutuhkan waktu lebih panjang sebelum memutuskan investasi atau tidak karena salah satunya terkait dengan masalah jarak ke IKN dari masing-masing negara asal.
Investor domestik bisa lebih mudah bila ingin meninjau IKN.
Mereka diuntungkan bila sewaktu-waktu ingin melihat situasi topografi di IKN seperti apa, sumber airnya dari mana, serta bagaimana kondisi listriknya.
"Tapi buat asing kan karena mereka agak jauh, mereka butuh waktu yang lebih banyak," ujar Bambang.
Sebelumnya, dikutip dari Kontan, Pemerintah mengklaim saat ini banyak investor asing yang berminat untuk menanamkan modalnya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Akan tetapi pemerintah mengerem sementara investasi yang masuk karena ingin lebih memprioritaskan investor dalam negeri terlebih dahulu.
Untuk diketahui, Otorita IKN melaporkan telah menerima sekitar 300 letter of intent (LoI) dari dunia usaha swasta dalam negeri dan luar negeri yang menyatakan siap berinvestasi di IKN. Dari luar negeri, ada sekitar 20 negara yang siap berinvestasi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, pemerintah ingin memprioritaskan investor dalam negeri di IKN agar wilayah-wilayah utama di IKN tetap dikuasai investor domestik.
"Saya rem kenapa? Daerah-daerah prime itu kalau boleh semua dalam negeri. supaya IKN dari kita untuk kita. Nanti di layer 2 dan 3 nya baru bisa memberikan opsi kepada asing,” tutur Bahlil kepada awak media, Rabu (8/11).
Bahlil juga optimistis investor domestik akan menguasai wilayah utama di IKN. Sebab saat ini proses groundbreaking terus berjalan.