Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertamina Ajak Warga Perangi Aktivitas Ilegal Fishing Kabupaten Kutai Kartanegara

PHSS bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bina Lestari.

Penulis: Sanusi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pertamina Ajak Warga Perangi Aktivitas Ilegal Fishing Kabupaten Kutai Kartanegara
HO
Salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yaitu PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) melakukan upaya penyelamatan ekosistem bawah laut dan pesisir Desa Tanjung Limau 

TRIBUNNEWS.COM, MUARA BADAK – Salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yaitu PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) melakukan upaya penyelamatan ekosistem bawah laut dan pesisir Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Manager Communication Relations & CID Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Dony Indrawan menyampaikan terumbu karang yang menjadi penopang ekosistem bawah laut mengalami kerusakan, akibat metode penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bom ikan dan trawl net sehingga kerusakan pada terumbu karang tidak dapat dihindari.

Melalui program Jaga Pesisir Kita yang diinisiasi sejak 2019, PHSS bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bina Lestari.

“Program jaga pesisir kita diharapkan dapat mengembalikan ekosistem bawah laut yang rusak melalui upaya rehabilitasi sehingga ekosistem bawah laut dapat kembali seperti semula dan menjadi potensi wisata pesisir yang bisa dikembangkan lebih jauh lagi guna mendukung pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut,” ungkap Dony, Selasa (14/11/2023).

Ketua Pokmaswas Muhammad Mansur memaparkan kerja sama kelompoknya dengan PHSS telah berhasil menurunkan aktivitas ilegal fishing sebesar 80 persen sejak program tersebut dijalankan.

“Selain melakukan sosialisasi, patroli yang dilakukan oleh kelompok menjadi salah satu faktor penentu dalam penurunan aktivitas destructive fishing tersebut. Kami juga menerima teman-teman nelayan untuk bergabung dalam melakukan penyelamatan ekosistem bawah laut tersebut,” imbuhnya.

Mansur melanjutkan, inovasi dan pembaruan di program Jaga Pesisir Kita membuat rehabilitasi terumbu karang dapat dilakukan. “Di program ini, Coral Reef Barrier dibuat dengan mengkombinasikan concrete block sebagai terumbu buatan dan tali daur ulang bekas kapal dari program Balanipa, yang merupkana program CSR PHSS lainnya sebagai media transplantasi gantung,” ujar Mansur.

Berita Rekomendasi

Berkat upaya ini, menurut Mansur, sebanyak 85 persen transplantasi berhasil hidup dan munculnya satwa sekitar terumbu sebagai habitat (hiu paus, penyu, biota laut lain). Selain itu, kawasan yang rusak seluas 1 hektar akibat destructive fishing juga berhasil direhabilitasi dengan 2 metode transplantasi terumbu karang yang berbeda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas