Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Kepala BKF Kemenkeu Sebut Rupiah dalam Kondisi Terapresiasi
Kurs rupiah tetap terjaga dengan kuat meski Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed telah meningkatkan suku bunga kebijakan 500 basis poin.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kondisi global yang tidak pasti, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengungkap nilai tukar rupiah kini sedang dalam posisi terapresiasi.
"Saat ini kita sudah berada dalam kondisi apresiasi, bukan depresiasi. Jadi dibandingkan awal 2023, kita sekarang pada posisi apresiasi lagi," kata Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam acara Bank BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Ia mengatakan, kurs rupiah tetap terjaga dengan kuat meski Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed telah meningkatkan suku bunga kebijakan 500 basis poin dalam posisi yang cepat.
Baca juga: Sesuai Ramalan, Nilai Tukar Rupiah Menguat Drastis dan Kini di Level Rp15.566 per Dolar AS
Selain itu, saat ini yang terjadi di tengah ketidakpastian global ini, di mana negara-negara yang sedang dalam posisi emerging economy biasanya mengalami depresiasi karena modal balik ke dolar AS, Indonesia justru mengalami resiliensi.
Febrio mengatakan selisih atau spread antara 10 tahun Surat Berharga Nasional (SBN) dengan 10 tahun US Treasury saat ini berada sekitar 200 basis poin.
Ia memandang ini adalah kondisi yang luar biasa. Kondisi ini menunjukkan kepercayaan investor tidak hanya dari domestik, tapi juga global, terhadap kondisi dan stabilitas perekonomian Indonesia.
Padahal biasanya pada tahun-tahun sebelumnya, tepatnya 2008, 2009, bahkan 2011, spread antara SBN 10 tahun dengan 10 tahun US Treasury itu sekitar 400 basis poin.
"Jelas ditopang oleh pertumbuhan yang resilien dan juga inflasi yang kita jaga dengan sangat baik. Inilah strategi yang akan terus kita siapkan," ujar Febrio.
"Kami dari Kemenkeu bersama dengan otoritas moneter akan selalu menjaga stabilitas ekonomi makro, memberikan iklim yang kondusif bagi sektor riil untuk bisa berkembang baik," lanjutnya.