Masih Terjadi Kelangkaan BBM Subsidi, Pengamat Soroti Proyek Digitalisasi SPBU
Proyek digitalisasi terhadap 5.518 SPBU seluruh Indonesia ini menggunakan dana investasi bernilai Rp3,6 triliun.
Penulis: Erik S
Editor: Seno Tri Sulistiyono
2. Salah satu perangkat digitalisasi yang dibutuhkan adalah Four Court Controller (FCC), dan FCC yang compatible dengan sistem Digitalisasi Tahap I adalah
FCC yang diproduksi oleh Perusahaan ITL
3. Untuk Digitalisasi tahap II ini, perangkat FCC menjadi kebutuhan wajib bagi SPBU jika akan menyalurkan BBM Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), oleh karena itu proses pembelian dilakukan sendiri oleh pihak SPBU kepada distributor resmi yang ditunjuk ITL.
Antrean BBM Subsidi Masih Mengular di Batang Toman Pasaman Barat
Sebelumnya, dikutip dari Tribun Padang, antrean kendaraan yang mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar di SPBU Batang Toman, Pasaman Barat masih mengular.
Padahal kuota Pertalite di SPBU tersebut sudah ditambah untuk mengantisipasi kelangkaan.
Diketahui, warga memilih untuk antre Pertalite dikarenakan selisih harga sebesar Rp4 ribu dengan Pertamax untuk satu liternya.
Antrean kendaraan untuk mendapatkan BBM ini masih terjadi setiap harinya meskipun kuota sudah ditambah menjadi 24 ribu kilo liter dari 16 kilo liter per harinya.
Pengurus SPBU Batang Toman, Suardi mengatakan bahwa dalam tiga hari terakhir stok BBM bersubsidi jenis Pertalite datang 24 kilo liter.
Meskipun kuota sudah bertambah, namun karena banyaknya kendaraan yang mengantre membuat stok cepat habis.
Stok yang kurang ini membuat pengendara berbondong-bondong mengantre di waktu yang bersamaan lantaran takut tidak kebagian BBM.
Tak sedikit pengendara meninggalkan kendaraannya di SPBU untuk mengantre bila stok habis dan menunggu suplai dari Padang.
“(Untuk antisipasi ini) kita membatasi jumlah pembelian untuk setiap kendaraan dan tidak mengizinkan untuk melangsir atau mengisi secara berulang-ulang,” katanya di Simpang Empat, Senin (20/11/2023).
Ia menuturkan bahwa perbedaan harga yang cukup tinggi menjadi faktor pengendara memilih BBM bersubsidi kendatipun harus mengantre berjam-jam.
Bahkan antrean sepeda motor sebanyak dua jalur mencapai 20 meter dan begitu pula antrean mobil yang melebar hingga ke jalan raya.