Debit Air PLTA Menyusut, Kondisi Kelistrikan di Sulawesi Terganggu, Ini Langkah yang Dilakukan PLN
PLN melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan pasokan listrik sehubungan adanya kendala kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan Listrik Negara atau PLN melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan pasokan listrik sehubungan adanya kendala kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
Diketahui, cuaca panas yang berkepanjangan mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik.
Baca juga: Gandeng Startup, Kelompok Usaha PLN Lirik Bisnis Pergudangan Cold Chain
Beberapa hari terakhir, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA.
Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik.
Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani maintenance (pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan, pihaknya terus mengupayakan penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan.
Adapun sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang.
Baca juga: Jadi Bahan Bakar Masa Depan, PLN Produksi 199 Ton Hidrogen per Tahun
“Kami upayakan juga dengan penambahan pembangkit yang saat ini sudah masuk 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023," ucap Andy dalam pernyataannya, dikutip (26/11/2023).
"Kami juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024,” sambungnya.
Baca juga: GM PLN UID Jakarta Raya: Kami Siap Memberikan Pasokan Listrik Yang Andal Untuk KPU
Lebih lanjut, Andy menyampaikan permohonan maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan.
“Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit," pungkas Andy.