Nilai Tukar Rupiah Menguat Pasca AS Rilis Data Lowongan Pekerjaan Menurun
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat 12 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 20 point dilevel Rp. 15.492
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat 12 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 20 point dilevel Rp. 15.492 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.505
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menerangkan, data JOLTs menunjukkan lowongan pekerjaan di AS menurun pada bulan Oktober, meningkatkan harapan akan pendinginan berkepanjangan di pasar tenaga kerja.
"Ini dapat membatasi ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama," ujar Ibrahim di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Baca juga: Bagaimana Prediksi Nilai Tukar Rupiah Pekan Depan? Berikut Analisa Praktisi
Meskipun pasar yakin bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Ketidakpastian mengenai kapan tepatnya bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2024 masih menjadi faktor utama ketidakpastian.
"Gagasan ini memberi dolar beberapa dukungan dalam beberapa sesi terakhir," kata Ibrahim.
Sedangkan di dalam negeri, tingkat inflasi pada Desember 2023 diperkirakan akan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah event Natal dan tahun baru, jadi secara siklus inflasi di akhir tahun kecenderungan naik, terutama pada produk yang sifatnya bahan pangan.
"Oleh karena itu, Pemerintah diminta mewaspadai inflasi pangan terutama karena Indonesia baru mengalami badai El Nino yang dapat mengurangi pasokan bahan pangan. Di samping itu, pemerintah juga diminta mewaspadai inflasi karena peningkatan permintaan di tengah penyelenggaraan kampanye menuju pemilihan umum pada 2024," kata Ibrahim.
Adapun bantuan sosial (bansos) yang akan digelontorkan oleh pemerintah dinilai tidak dapat secara signifikan mengatasi inflasi, tapi bisa mengurangi dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.
Ketika inflasi menghantam atau menggerus daya beli Masyarakat, maka pemerintah juga diminta untuk memastikan bahwa bansos terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran ke masyarakat bawah
Baca juga: Mendulang Rupiah dari Sampah: Bantu Perekonomian Warga, Lingkungan pun Bersih Terjaga
Bank Indonesia menyebut inflasi terjaga sebagai hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah pusat serta Pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada November 2023 sebesar 2,86 persen secara tahunan atau lebih tinggi dari 2,56 persen secara tahunan pada bulan sebelumnya. Inflasi tersebut tercatat masih berada di kisaran perkiraan pemerintah yang sebesar 3 plus minus 1 persen pada 2023.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.460- Rp. 15.550," kata Ibrahim.