Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Hilirisasi Digital Jadi Program Prioritas Prabowo-Gibran

Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo menilai hilirasi yang dilakukan pemerintah perlu dilanjutkan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hilirisasi Digital Jadi Program Prioritas Prabowo-Gibran
Tribunnews/JEPRIMA
Pasangan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengikuti Debat Pertama Calon Presiden 2024 di Halaman Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023). Debat Perdana tersebut mengusut tema Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi. Tribunnews/Jeprima 

Hilirisasi Terbukti Ada Nilai Tambah

Sementara Itu, anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo menilai hilirisasi yang dilakukan pemerintah perlu dilanjutkan. Meski perlu melakukan perbaikan di sejumlah sektor.

Hilirisasi sangat menguntungkan, selain bertambahnya pendapatan negara, hilirisasi juga meningkatkan daya tawar Indonesia di mata asing.

Drajad mengatakan, hilirisasi di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi perlu dilanjutkan, termasuk hilirisasi nikel. Karena dengan hilirisasi, misal potensi nilai tambah dari bijih nikel menjadi feronikel dan billet stainless steel menjadi 14 hingga 19 kali lebih tinggi.

Baca juga: Jubir TPN: Hilirisasi Digital Jadi Prioritas Ganjar-Mahfud Membantu Ekonomi Masyarakat

"Hilirisasi nikel terbukti ada nilai tambah," ujar Drajad saat diskusi CSIS soal Industri, Hilirisasi, dan Perubahan Iklim di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Namun, Drajad sepakat jika perlu dilakukan beberapa perbaikan. Misalnya, soal standarisasi lingkungan untuk menjaga krisis iklim. Kemudian, perbaikan mengenai insentif yang diberikan kepada pihak swasta. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut, bukan berarti hilirisasi harus berhenti.

"Kita akan lanjutkan. Tembaga, ini sudah dihitung nilai tambahnya, belum kita mulai, tapi ya kami berharap kalau Prabowo-Gibran yang terpilih, ini bisa kita mulai juga. Kita lanjutkan lagi. Bauksit, timah, kita lanjutkan lagi," terang Drajad.

Berita Rekomendasi

Mengenai dampak terhadap lingkungan, kata Drajad, penting untuk menerapkan standar pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan melalui sistem sertifikasi produk yang dihasilkan dari praktek pengelolaan sumber daya ramah lingkungan.

Selain itu, lanjut dia, ada satu potensi yang baru mulai digarap oleh Indonesia, yakni teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), yakni teknologi inovatif yang dapat menangkap emisi karbon dioksida (CO2) dari proses industri dan pembangkit listrik, sehingga tidak terlepas ke atmosfer.

"Kalau ini bisa kita kembangkan, Indonesia akan banyak sekali potensi investasi ini," imbuh Drajad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas