Pedagang Sebut Penjualan Masker Akan Naik Pasca Ada Kabar Peningkatan Kasus Covid-19 dan Pneumonia
Peningkatan kasus penyakit atau infeksi yang menyerang sistem pernapasan, seperti Covid-19 dan Pneumonia
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peningkatan kasus penyakit atau infeksi yang menyerang sistem pernapasan, seperti Covid-19 dan Pneumonia, dikabarkan mengalami peningkatan di Indonesia.
Diketahui, Covid-19 kembali menunjukkan tren peningkatan kasus. Peningkatan ini juga terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Sementara itu, saat ini China tengah jadi sorotan publik akibat lonjakan kasus Pneumonia pada anak. Salah satu penyebab lonjakan kasus Pneumonia ini disebut-sebut akibat infeksi bakteri Mycoplasma Pneumoniae.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Malaysia Pastikan Situasi Covid-19 Masih Terkendali
Kementerian Kesehatan baru-baru ini juga telah mengumumkan adanya kasus infeksi Mycoplasma Pneumoniae pada anak di Indonesia. Dan tentunya hal ini menjadi ancaman serius.
Adanya kabar miring tersebut, diprediksi penjualan masker akan mengalami peningkatan. Hal ini diungkapkan salah seorang pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta.
Diketahui, Pasar Pramuka merupakan tempat para penjual berbagai alat kesehatan yang lengkap dan murah.
Lea, salah seorang pedagang di kawasan Pasar Pramuka mengungkapkan, untuk saat ini tren penjualan masker masih cukup stabil, alias tak ada peningkatan.
Namun, diprediksi penjualan barang medis pelindung pernapasan ini akan meningkat, apabila pemberitaan dan kasus Covid-19 serta Pneumonia terus meningkat ke depannya.
"Pembeli tetap intens sih, selalu ada yang beli setiap harinya. Ini kan baru beberapa hari ini beritanya Covid-19 dan Pneumonia," papar Lea di Pasar Pramuka Jakarta, Jumat (8/12/2023).
"Tapi biasanya penjualan naik selalu, pasti, kalau ada pemberitaan atau kasus naik. Atau bahkan suka ada yang nimbun lah. barang tiba-tiba habis," sambungnya.
Meski demikian, peningkatan penjualan masker nantinya tak terlalu naik signifikan jika dibandingkan dengan periode saat pandemi Covid-19 terjadi pada 2020-2021.
"Nanti kayaknya enggak terlalu ramai kayak (puncak pandemi) kemarin. Paling hanya 40 persen atau 50 persen. Kalau sekarang orang sudah abai. Sekarang kan mereka mikirnya makan sama fashion," papar Lea.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengungkapkan, harga masker saat ini tidak mengalami peningkatan seperti halnya yang terjadi pada puncak pandemi Covid-19 pada periode 2020-2021.