Dipicu Data Tenaga Kerja AS, Rupiah Ditutup Melemah di Awal Pekan
Kurs rupiah di pasar spot terus tertekan hingga ditutup ke level Rp 15.623 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (11/12/2023)
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah di pasar spot terus tertekan hingga ditutup ke level Rp 15.623 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (11/12/2023). Apa saja yang menjadi faktor melemahnya rupiah?
Pada penutupan perdagangan di Jakarta, rupiah menurun tajam sebesar 105 poin atau 0,68 persen menjadi Rp15.623 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.518 per dolar AS.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Apa Saja Faktornya?
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, salah satu faktornya adalah data sektor ketenagakerjaan AS yang membaik, dengan tingkat pengangguran yang turun.
"Data tenaga kerja yang kuat menandakan adanya ketahanan dalam perekonomian AS, dan menandai potensi terjadinya soft landing. Selain The Fed, data inflasi AS juga tersedia minggu ini," ujar Ibrahim di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Selain The Fed, lanjut dia, keputusan suku bunga dari Bank Sentral Inggris (BoE), Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Nasional Swiss (Swiss National Bank) akan diumumkan pada minggu ini, dengan ketiga bank tersebut kemungkinan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Sedangkan dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan survei konsumen November 2023 mengindikasikan optimisme terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal tersebut tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2023 yang berada pada zona optimis (>100) sebesar 123,6.
Dalam laporan BI yang dirilis Jumat (8/12) menyebutkan tetap kuatnya keyakinan konsumen pada November 2023 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan yang tetap optimis.
"Dimana, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) November 2023 tercatat masing-masing sebesar 113,0 dan 134,2," terangnya.
Pada November 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat Pasca AS Rilis Data Lowongan Pekerjaan Menurun
Kemudian, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat, tercermin dari IEK November 2023 yang berada pada area optimis sebesar 113,0 meskipun lebih rendah dibandingkan dengan 114,4 pada Oktober 2023.
Tetap kuatnya IKE November 2023 terutama didorong oleh Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) yang tercatat sebesar 110,2 meningkat 1,0 poin dari Oktober 2023.
Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Saat Ini menurun masing-masing sebesar 4,3 poin dan 0,8 poin menjadi 113,2 dan 115,6 pada November 2023.
Pada November 2023 keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods terpantau meningkat, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-3 juta.
Sementara itu, optimisme responden terhadap penghasilan saat ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp1-2 juta.
Berdasarkan kelompok usia, penurunan indeks terdalam terjadi pada kelompok responden berusia 51-60 tahun, walaupun masih di area optimis
"Untuk perdagangan besok , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.610- Rp. 15.670," kata Ibrahim.