Subholding Gas Pertamina Uji Coba Konversi BBG Gasku Pada 100 Mesin Kapal Nelayan
Uji coba dilakukan dengan melibatkan 100 orang nelayan di daerah Tambak Lorok dan Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama afiliasinya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) melakukan uji coba konversi Bahan Bakar Gas (BBG) berbasis Compresed Natural Gas (CNG), yakni Gasku.
Pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk sektor transportasi kali ini dilakukan dengan mencoba mengkonversi kapal nelayan untuk dapat menggunakan Gasku.
Uji coba dilakukan dengan melibatkan 100 orang nelayan di daerah Tambak Lorok dan Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Perjanjian Jual Beli Gas Disorot, PGN Tindak Lanjuti Rekomendasi BPK
Sosialisasi dan penjelasan terkait uji coba penggunaan bahan bakar gas pada mesin kapal nelayan dilakukan di Balai Besar Penangkapan Ikan Kota Semarang.
Hadir dalam sosialisasi dan uji coba tersebut adalah Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Ir. Sih Rianung, ST MT, Kepala Balai Besar Penangkapan Ikan Kota Semarang, Bagus Oktori Sutrisno.
Di dalam sambutannya Rianung menyambut baik alternatif penggunaan bahan bakar yang dapat digunakan oleh nelayan.
"Melalui program dan uji coba pengaplikasian konverter BBG pada kapal nelayan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi penghasilan yang akan didapatkan oleh nelayan," ucapnya, dikutip Kamis (14/12/2023).
Rianung menambahkan, dibandingkan dengan mesin eksisting, mesin yang sudah dikonversi menggunakan BBG ini memiliki kualitas yang lebih baik.
Di tempat terpisah, Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah menyampaikan bahwa uji coba ini merupakan salah satu langkah Gagas untuk membantu masyarakat mendapatkan berbagai alternatif energi pilihan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Terlebih untuk masyarakat yang dalam kesehariannya memiliki ketergantungan cukup besar terhadap bahan bakar minyak seperti nelayan," ujarnya.
Hardiansyah berujar, pihaknya melakukan berbagai inisiatif untuk pemanfaatan gas yang lebih besar di berbagai sektor khususnya sektor transportasi.
"Selain untuk membantu Pemerintah mengurangi beban subsidi energi untuk transportasi, penggunaan BBG yang relatif lebih efisien diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan," jelasnya.
Jika pada transportasi darat seperti mobil, bis atau truk melakukan pengisian ulang secara langsung dengan mendatangi stasiun pengisian bahan bakar (SPBG) terdekat, maka sistem pengisian bahan bakar gas untuk kapal nelayan akan menggunakan sistem tukar tabung seperti pada Gaslink Cylinder.