Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Realisasi Penyaluran BBM Bersubsidi Diprediksi Akan Bengkak, Bagaimana APBN? Ini Kata Kemenkeu

Berdasarkan usulan kuota dari Kementerian ESDM, dibutuhkan tambahan kuota solar subsidi sebanyak 1,2 juta lilo liter (kl).

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Realisasi Penyaluran BBM Bersubsidi Diprediksi Akan Bengkak, Bagaimana APBN? Ini Kata Kemenkeu
SURYA/PURWANTO
Petugas mengisikan BBM jenis Pertalite di SPBU Jalan Bandung, Kota Malang, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengungkapkan, realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar diproyeksi akan membengkak pada tahun ini.

Isa mengaku telah membahas dalam rapat tiga menteri menyoal hal tersebut. Hasilnya, kata Isa PT Pertamina beserta pihak terkait agar menekan penyaluran BBM bersubsidi jenis Solar sebagai bentuk pengendalian kuota di sisa tahun 2023 ini.




"Adapun perkiraan angka-angkanya mengenai subsidi ini masih dalam kerangka yang ada di dalam APBN. Bahkan kalau kita sedikit bedakan teknikal kompensasinya lebih rendah, walaupun kompensasi lebih tinggi tapi secara keseluruhan masih sesuai kerangka Perpres 75," ujar Isa dalam Konferensi Pers APBN Kita, dikutip Sabtu (15/12/2023).

Baca juga: Gap Harga Pertalite-Pertamax Terlalu Jauh, Dikhawatirkan Masyarakat Bermigrasi Konsumsi BBM Subsidi

Isa menyampaikan, sebanyak Rp 529 triliun sisa pagu belanja per 12 Desember 2023. Nah anggaran itu bisa dialokasikan untuk pembayaran subsidi dan kompensasi BBM.

"Diparuh kedua di bulan Desember ini ada belanja sekitar Rp 500 lebih triliun itu sebagian besar antara lain untuk pembayaran-pembayaran subsidi dan kompensasi yang kira-kira mencapai lebih dari Rp 85 triliun di paruh kedua Desember. Ini menjadi bagian belanja besar yang terjadi di akhir tahun," ungkapnya.

Sebelumnya, PT Pertamina meminta tambahan kuota solar subsidi karena terjadi peningkatan konsumsi di sepanjang tahun ini.

BERITA TERKAIT

Berdasarkan usulan kuota dari Kementerian ESDM, dibutuhkan tambahan kuota solar subsidi sebanyak 1,2 juta lilo liter (kl).

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang makin membaik ini ada kemungkinan terjadi over kuota BBM Solar dan LPG.

“Walau demikian, over kuota ini kami mohon dukungan dari bapak ibu semua (Komisi VII DPR RI) ada sedikit peningkatan di volume, tapi dari sisi anggaran sangat aman,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (21/11/2023).

Berdasarkan catatan Pertamina, terjadi tren pertumbuhan konsumsi di tahun ini, di mana realiasi 2022 sebesar 17,5 juta KL diperkirakan akan naik 12,1 persen menjadi 19,6 juta KL.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas