Banting Harga Jual Aset di Rusia, Perusahaan Barat Alami Kerugian Capai 1.597 Triliun
Sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia setelah menginvasi Ukraina kini jadi bumerang buat perusahaan-perusahaan asal negara tersebut.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia setelah menginvasi Ukraina kini jadi bumerang buat perusahaan-perusahaan asal negara tersebut.
Mereka dikabarkan mengalami kerugian hingga 103 miliar dolar As atau Rp 1.597 triliun (kurs Rp 15.509/dolar AS).
Kerugian dialami setelah mereka menjual murah aset-aset dan operasional mereka di negeri beruang merah tersebut.
Baca juga: IKEA Akhiri Penjualan Online di Rusia, Akun Pribadi Kini Tak Dapat Diakses di Situs Web
The New York Times (NYT) pada Senin (18/12/2023) melaporkan hal tersebut berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang membanting harga aset mereka di Rusia.
Selain membanting harga, perusahaan-perusahaan ini juga telah menyerahkan setidaknya 1,25 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 15 triliun pajak keluar kepada negara Rusia.
Mulai bulan Maret lalu, perusahaan Barat yang ingin menjual aset mereka di Rusia harus mendapatkan persetujuan penjualan dari komisi pemerintah Rusia, yang sering kali berfungsi untuk memastikan bahwa pembeli lokal dapat membeli aset-aset tersebut dengan harga murah.
Mengutip risalah rapat komisi, NYT mengklaim bahwa komisi tersebut menolak penjualan pabrik milik Honeywell, sebuah perusahaan elektronik Amerika, hingga perusahaan tersebut setuju untuk menjual dengan diskon 50 persen.
Mulai awal tahun ini, perusahaan secara hukum terikat untuk menjual aset mereka dengan penurunan harga 50%.
“Secara keseluruhan, (Presiden Rusia Vladimr) Putin telah mengawasi salah satu transfer kekayaan terbesar di Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet. Sebagian besar industri – elevator, ban, pelapis industri, dan lainnya – kini berada di tangan pemain Rusia yang semakin dominan,” tulis NYT.
“Mereka yang mengundurkan diri berarti kehilangan posisi mereka,” kata juru bicara Kremlin Dmitri Peskov kepada surat kabar tersebut.
Baca juga: Rusia Bisa Saja Hancurkan Ukraina Jika Bertindak seperti Israel di Gaza, Tapi Putin Tak Tertarik
“Dan tentu saja, properti mereka dibeli dengan harga diskon besar dan diambil alih oleh perusahaan kami, yang melakukannya dengan senang hati,” ujarnya.
Berikut sebanyak 53 perusahaan Barat yang hengkang dari Rusia berdasar laporan Business Insider pada Maret 2023:
1. Estée Lauder
2. Ikea