Boikot Produk Pro Israel Mulai Berdampak, H&M dan Starbucks Gulung Tikar, Impor ke Indonesia Anjlok
Sejumlah negara kompak melakukan aksi boikot pada Starbucks hingga perusahaan tersebu merugi 12 miliar dolar AS atau sekitar Rp 186 triliun.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Gerakan boikot produk pro Israel mulai berdampak negatif kepada perusahaan-perusahaan yang dinilai mendukung aksi serangan Israel ke Palestina.
Diketahui, sejak konflik antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, banyak perusahaan asal Amerika menawarkan dukungan kepada Israel untuk melakukan serangan hingga menewaskan 18.000 warga Gaza.
Alasan ini sontak mendorong warga dunia untuk gencar melakukan Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) melalui aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi atau mendukung Israel.
Perusahaan yang berdampak dari gerakan ini yakni Starbucks dan H&M.
Baca juga: Mengenal BDS, Gerakan Boikot yang Buat Perusahaan Pro-Israel Merugi Miiaran Dolar AS
Starbuck sendiri sebenarnya tidak memberikan dukungan finansial untuk Israel, namun perusahaan tersebut baru – baru ini menggugat serikat pekerjanya yang memberikan dukungan untuk Palestina.
Imbasnya sejumlah negara kompak melakukan aksi boikot pada Starbucks hingga perusahaan merugi 12 miliar dolar AS atau sekitar Rp 186 triliun (satuan kurs Rp 15.528).
Tak hanya itu akibat dari Gerakan BDS itu saham Starbucks turun 1,6 persen, menandai penurunan terpanjang sejak perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1992.
Dampak dari kerugian finansial ini, seorang karyawan Starbucks asal Maroko yang tak disebutkan namanya melaporkan bahwa perusahaan sudah menginfokan beberapa staff bahwa mereka akan dipecat karena penjualan yang turun signifikan akibat boikot yang sedang berlangsung.
“Starbucks turut mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan 18 operasi tokonya yang ada di Maroko mulai 15 Desember, seiring dengan menurunnya laba penjualan akibat aksi boikot,” jelas karyawan Starbucks dikutip dari Morocco World News, yang ditulis Senin (18/12/2023).
Pemecatan serupa juga menyasar karyawan Starbucks di gerai cabang Mesir, sumber kepercayaan The New Arab menyebut bahwa perusahaan mulai memangkas karyawan akibat penjualan yang turun pasca boikot.
"Saat ini, perusahaan memangkas pengeluaran dan memaksa pekerja yang tersisa untuk kerja lebih keras daripada yang seharusnya untuk mengkompensasi kekurangan staf," ujar karyawan Starbucks di gerai cabang Mesir.
Selain Starbucks, perusahaan pakaian dengan brand H&M mengumumkan gulung tikar mulai akhir tahun 2023.
Menurut informasi yang dikutip dari web lokal Morocco World News, H&M secara resmi akan menutup empat toko cabangnya yang ada di Maroko sebelum akhir tahun 2023, buntut menurunnya laba penjualan sebagai dampak dari kampanye boikot yang sedang berlangsung terhadap perusahaan tersebut.
“Anak perusahaan waralaba Kuwait, Alshaya Morocco, yang memiliki hak waralaba H&M, sedang bergulat dengan dampak boikot komersial luas yang diprakarsai oleh warga Maroko,” ujar sumber yang mengetahui masalah itu.