Ini Strategi Ganjar untuk Bangkitkan Geliat Industri Tembakau Nasional
Sementara Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto disebut akan menjaga kesinambungan petani tembakau
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kebijakan kenaikan tarif cukai tembakau membebani industri pengolahan tembakau nasional. Dalam satu dekade terakhir, industri pengolahan tembakau mencatat pertumbuhan negatif sebanyak 5 kali sejak tahun 2020.
Industri rokok kesulitan mengembangkan bisnis di tengah kenaikan cukai secara agresif sejak awal pandemi lalu. Pada 2020, tarif rata-rata cukai rokok naik 23 persen.
Tahun 2021 dan 2022 tarif rata-rata cukai rokok juga melonjak masing-masing sebesar 12,5 persen dan 12 persen. Sedangkan pada 2023, tarif rata-rata cukai rokok naik 10 persen.
Menyikapi itu, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memaparkan sejumlah strategi untuk membangkitkan kembali geliat industri tembakau nasional.
Baca juga: Masyarakat Dinilai Perlu Dapat Akses Informasi informasi yang Akurat tentang Tembakau Alternatif
Sementara Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto disebut akan menjaga kesinambungan petani tembakau dan industri rokok nasional.
Salah satunya dengan melindungi dan menjamin produksi tembakau di tingkat petani agar para petani mampu menjaga kualitas dan kuantitas produksi tembakau.
"Kalau kita bicara industri rokok tantangannya tidak mudah. Hulunya produksi tembakau kita yang secara nasional makin menurun, kebutuhannya meningkat dan akhirnya ditutupi dengan cara impor maka terhadap petani tembakau sendiri mesti mendapatkan proteksi," ujar Ganjar, usai mengunjungi pabrik rokok Sampoerna di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY pada Selasa (19/12/2023).
Kemudian strategi berikutnya, Ganjar selalu berkomitmen dalam hal ini pemerintah untuk menjadi jembatan antara petani tembakau dengan pabrik rokok.
Ganjar sukses menciptakan pengaruh hubungan industrial yang baik sejak saat menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode. Selama itu, Ganjar selalu menengahi petani tembakau dan pabrik rokok untuk kemudian mengeluarkan keputusan yang menguntungkan kedua pihak.
"Saya sampaikan relasi antara petani tembakau dengan pabrikan menjadi penting karena inilah salah satu kekuatan yang bisa bekerja sama saling menguntungkan. Secara industri kita bagus, orang saja ragu-ragu. 2013 saya menjadi gubernur saya sampaikan ini dan secara internasional politik rokok dan tembakau itu makin hari makin tarik ulur," jelas Ganjar.
Baca juga: Presiden Diminta Turun Tangan soal Polemik Antarkementerian tentang Aturan Tembakau di RPP Kesehatan
Ganjar menambahkan, produksi tembakau di tingkat petani tembakau Indonesia sebenarnya sudah bagus dan mencukupi pasokan produksi pabrik rokok nasional.
Namun potensi itu terbentur regulasi dan politik kepentingan yang membuat petani tembakau dan pabrik rokok kesulitan untuk duduk bareng dan menyelesaikan persoalan yang ada.
"Mestinya pemerintah mendorong ke situ, saya akan dorong ke situ. Kita kena pukulan-pukulan yang keras, ini sebenarnya politik dagang yang biasa saja. Maka kita mesti menyiapkan strategi yang jauh lebih baik pada soal itu," ucap Ganjar.
Sementara itu dalam menyikapi kenaikan cukai, Ganjar menyebutkan bahwa kenaikannya tidak boleh terlalu tinggi dan harus terus dikontrol.