Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis
Tujuan Terkait

Kaleidoskop 2023: Jokowi Getol Kucurkan Bantuan Pangan Berupa Beras

Bantuan beras tahap kedua akan disalurkan kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kaleidoskop 2023: Jokowi Getol Kucurkan Bantuan Pangan Berupa Beras
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan beras di gudang Bulog yang berada di Komplek Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta, pada Senin (11/9/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan bantuan pangan berupa beras selama hampir setahun lamanya. Pada akhir 2023, total selama tujuh bulan ia salurkan untuk masyarakat.

Bantuan ini terbagi menjadi beberapa tahap. Pertama pada April hingga Juni 2023.

Penyaluran pertama bantuan pangan tahun 2023 ini dilakukan Jokowi  di Perum Bulog Pusat Distribusi Ngabeyan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023).

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya luncurkan penyaluran cadangan beras pemerintah untuk bantuan pangan tahun 2023," ujar Jokowi.

Baca juga: BRIN Sebut Integrasi Data Bansos dan NIK Bakal Ciptakan Manfaat Tambahan

Ia mengatakan, setiap keluarga penerima manfaat akan mendapatkan bantuan 10 kg beras setiap bulannya.

"Dan ini nanti akan segera kita salurkan ke kabupaten/kota di Solo Raya dan secara nasional semuanya yang diberi bantuan pangan sebanyak 21,3 juta keluarga," kata Jokowi.

640 Ribu Ton Bantuan Beras Disalurkan

Berita Rekomendasi

Hasil akhir dari penyaluran bantuan beras April-Juni, terdapat 640 ribu ton bantuan beras yang disalurkan. Bulog mengungkap penyaluran baru selesai pada Juli.

Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari mengatakan, penyaluran menghadapi sejumlah kendala.

Satu dari sekian kendala tersebut terjadi di wilayah Papua. Pada saat itu, terjadi penembakan pesawat, sehingga pesawat yang akan mengangkut bantuan beras tak berani untuk terbang.

"Di Papua dari segi geografi maupun risiko, kita sudah salurkan, tiba-tiba ada berita penembakan pesawat. Akhirnya pesawat tidak berani naik. Pada akhirnya ketahan dulu. Hal-hal seperti itu yang membuat target kita di Juni mundur sampai ke Juli," kata Epi.

Tak hanya di Papua, urusan pengiriman juga terkendala di Maluku karena harus menunggu perizinan kapal dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

"Kemudian juga daerah-daerah Maluku yang kapalnya itu menunggu izin dulu dari ASDP. Kalau misalnya sudah diizinkan berlayar, baru bisa berlayar. Alhamdulillah pada Juli kemarin kita sudah menyelesaikan seluruh lokasi dari April, Mei, Juni, dan tinggal menyusul kita persiapan tahap berikutnya," ujar Epi.

Adapun kendala lain, diungkap Epi, disebabkan oleh pemekaran wilayah yang menyebabkan data masih terkonsentrasi di satu wilayah utama.

"Jadi, pada saat mencari orang (yang menjadi penerima bantuan), tidak ketemu. Ternyata sudah pindah ke kabupaten lain. Bingung juga kok enggak ada nama keluarganya di sini, tapi akhirnya ketemu dan sudah di-split dan memang nama-nama keluarga itu ketemu di masing-masing kabupaten tersebut," tutur Epi

"Ada juga yang ternyata sudah meninggal atau sudah pindah alamat. Nah itu sudah ada dalam ketetapan dalam juknis Badan Pangan Nasional bagaimana kita melakukan penggantian data penerima manfaat tersebut. Sehingga, bantuan bisa disalurkan ke masyarakat yang berhak mendapatkan beras tersebut," lanjutnya.

Pemerintah Lanjutkan ke Tahap Kedua

Pada awal September, Pemerintah kembali menyalurkan bantuan pangan beras selama tiga bulan, yaitu September hingga November.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bantuan beras tahap kedua akan disalurkan kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Arief juga menjelaskan penyaluran bantuan harus selalu dipantau agar tepat sasaran.

"Data penerima bantuan pangan beras agar benar-benar dilakukan cross check, sehingga bisa tepat sasaran. Khusus distribusi ke daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terdepan dan Perbatasan) diperlukan efektivitas pengiriman" jelas Arief.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Perum Bulog saat itu, Budi Waseso, pun menyatakan beras bantuan pangan sejumlah 641 ribu ton telah dialokasikan untuk disalurkan pada tahap ini.

"Kami sudah laksanakan secara serentak penyaluran beras Bantuan Pangan ini di seluruh Indonesia," kata Budi di Karawang, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (15/9/2023).

Penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua akan diperpanjang sampai Desember 2023.

Program ini awalnya hanya dijalankan tiga bulan mulai September sampai November 2023.

Eskalasi periode bantuan ini dilakukan pemerintah dalam rangka mengantisipasi dampak El Nino terhadap sektor pangan dan mengendalikan inflasi.

Arief mengatakan, secara garis besar, jumlah stok yang dibutuhkan Bulog dalam melakukan stabilisasi dan membantu masyarakat yang membutuhkan dalam perpanjangan bantuan pangan beras pada Desember ini sekitar 200 ribu ton.

Dilanjut Hingga 2024

Pemerintah berencana melanjutkan bantuan pangan beras sampai Maret tahun depan.

Arief bilang, stok untuk Januari sampai Maret 2024 dibutuhkan lebih dari 600 ribu ton.

Bila ditotal, jumlah beras yang dibutuhkan Bulog untuk penyaluran bantuan pangan dari Desember 2023 hingga Maret 2024 sebesar lebih dari 800 ribu ton.

Baca juga: Faisal Harris, Suami Jennifer Dunn Buka Suara, Bantah Terlibat Korupsi Bansos di Kemensos

"Kita akan persiapkan bersama kementerian dan lembaga terkait serta Perum Bulog. Persiapan yang mendetail terutama dalam hal memastikan ketersediaan pasokan, harus menjadi fokus,” kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (28/10/2023).

Ia mengatakan, perpanjangan bantuan beras ini ini memerlukan dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan dan juga persetujuan Presiden.

Bantuan Beras Diklaim Mampu Tekan Harga

Bantuan pangan beras yang digelontorkan pemerintah kepada masyarakat berpendapatan rendah diklaim mampu menekan harga beras di pasaran.

Hal ini terlihat dari tren perkembangan inflasi beras (month to month) yang mengalami pelambatan.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), laju kenaikan harga beras pada September 2023 mencapai 5,61 persen, melonjak dari bulan Agustus 2023 di mana kenaikannya 1,43%.

Kemudian pada saat bantuan pangan tahap kedua (September – Oktober) digelontorkan, harga beras mengalami penurunan 1,72% pada Oktober 2023, dan kembali turun 0,43% pada November 2023.

Sebelumnya, tren penurunan harga beras juga terjadi pada saat bantuan pangan beras tahap pertama digelontorkan periode April - Juni 2023.

Laju kenaikan harga beras pada Mei 2023 sebesar 0,02%, pada Juni 2023 sebesar 0,13%, dan pada Juli 2023 harga beras turun -0,02%.

“Tren ini menunjukkan bahwa bantuan pangan beras yang digelontorkan oleh Bulog sesuai penugasan pemerintah itu berdampak cukup baik dalam mengendalikan inflasi. Hal ini akan kita terus monitor karena beras ini kan merupakan komoditas penyumbang utama andil inflasi.” ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (12/12/2023).

Adapun perkembangan secara kuantitatif terhadap pelaksanaan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua secara nasional per 13 Desember telah mencapai 89,36 persen atau 762.992.230 kg dari total alokasi 853.851.760 kg.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas