Kisah Pelaku Usaha Mikro Rasakan Manfaat Digitalisasi: Omzet Meningkat Hingga 30 Persen!
Sejak beradaptasi dengan teknologi digital melalui aplikasi PARI, Laode bisa menjangkau pasar yang lebih luas hingga meningkatkan omzet 30 persen.
TRIBUNNEWS.COM - Kemajuan teknologi mendorong perubahan transaksi masyarakat dari belanja secara konvensional menjadi serba online melalui platform aplikasi digital atau marketplace.
Perkembangan tren belanja tersebut membuat para pelaku usaha mikro perlu ikut beradaptasi dengan teknologi digital. Terlebih dengan digitalisasi, para pelaku bisnis dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Hal ini dirasakan oleh Laode, seorang pemilik agen sembako yang berlokasi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Sejak beradaptasi dengan teknologi digital melalui aplikasi PARI (Pasar Rakyat Indonesia), Laode bahkan bisa menjangkau pasar yang lebih luas hingga meningkatkan omzet penjualannya sebesar 30 persen.
PARI sendiri merupakan platform digital marketplace komoditas pangan yang telah diluncurkan pada September 2021 lalu. Hingga tahun 2023 ini terdapat 12 komoditas yang dapat diperjualbelikan di aplikasi PARI.
Laode bercerita bahwa awalnya, dia mengenal aplikasi PARI melalui salah satu Mantri BRI pada awal tahun 2023. Tidak hanya melayani pembeli, berkat PARI Laode juga bisa bertemu dengan pemasok dari Sulawesi Selatan yang cocok dengannya dan dapat bertransaksi secara online.
Dengan keunggulan tersebut, PARI menjadi sebuah platform online yang mempertemukan penjual, pembeli, dan pemasok.
Baca juga: Pelaku Usaha Mikro Meningkat Dampak Berkurangnya Pekerja Formal
Pentingnya kemauan untuk ikuti perkembangan zaman
Menurut Laode, semua pelaku usaha harus melek digital dan terbuka dengan perubahan. Meskipun sempat mengalami kesulitan, bagi Laode, asal ada kemauan untuk belajar pasti ada jalan.
“Mengikuti perkembangan zaman harus kita hadapi tantangannya, jadi kita harus berani. Perubahan digital itu sangat penuh tantangan, kesulitannya ya harus mempelajari dulu,” ujar Laode.
Terlebih, ia juga sangat terbantu dengan pendampingan yang diberikan Mantri BRI.
“Pelayanan Mantri BRI sangat baik dan membantu saya, jadi saya mengucapkan terima kasih untuk mantri BRI yang sudah sangat sabar untuk membimbing saya, hingga saya bisa menggunakan aplikasi PARI secara online,” cerita Laode.
Tidak hanya melalui pendampingan, fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi PARI juga sangat mendukung Laode dalam menjalankan usaha sembako.
Beberapa fitur unggulan PARI adalah Pasar Terbuka dan Pasar Tertutup serta B2B Services.
Dalam hal administrasi, aplikasi PARI memiliki fitur pencatatan keuangan yang bermanfaat untuk memonitor setiap transaksi. Bagi Laode, fitur ini sangat membantunya sebagai pelaku usaha agar bisa bankable.
Lalu, aplikasi ini juga menghadirkan fitur Dana Talangan yang diakui Laode bermanfaat menjaga perputaran dana usaha.
“Saya sudah pakai fasilitas Dana Talangan lima kali. Saya gunakan dana talangan tersebut untuk dapat tetap stok barang karena ada pembayaran yang belum terbayarkan oleh pelanggan-pelanggan saya. Sehingga membantu perputaran dana untuk bisa tetap terus memenuhi stok,” ungkapnya.
Dengan berbagai fitur dari aplikasi PARI tersebut, para pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan sebagai berikut:
1. Layanan mudah, aman, dan cepat (di mana saja dan kapan saja)
2. Transaksi jual beli yang tetap menjaga local wisdom melalui pasar terbuka dan tertutup
3. Pencatatan transaksi keuangan
4. Fitur kredit dana talangan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Salah satu Mantri BRI, Ragil, menjelaskan bahwa kehadiran aplikasi PARI diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjaga kestabilan harga komoditas disaat angka supply meningkat.
“Jadi, pelaku usaha UMKM penting untuk bergabung di aplikasi PARI,” jelas Ragil.
Penasaran dengan kisah Laode sebagai pelaku usaha mikro dapat terus mengembangkan usahanya bersama PARI? Yuk, simak cerita selengkapnya di Petualangan BRILiaN The Series 3 Episode 8 yang tayang di kanal YouTube Kompas TV!